Inilah Profil MTs Negeri 2 Kediri yang Meraih Adiwiyata Mandiri

  


Madrasah,   tjahayatimoer.net   -  ini punya tekad yang kuat ketika memilih naik status sebagai Adiwiyata Mandiri. Berbekal kekompakan dan  kerja keras, mereka mampu melewati mepetnya waktu. Meraih gelar yang hanya didapat 10 sekolah di Jatim.

Hari itu, Jumat, pukul 09.00. Suasana MTs Negeri 2 Kediri masih terasa riuh. Sebagian beristirahat setelah sepagian melakukan kerja bakti dan menanam pohon. Aktivitas rutin setiap Jumat pagi.

“Ini kegiatan P-5 (Profil  Pelajar Pancasila, Red). Berupa menanam pohon setiap Jumat,” terang Imam Mahmudi MPd. Keringat masih mengucur di pelipis lelaki  yang juga ketua Tim Adiwiyata MTsN 2 Kediri itu.

Setelah itu meluncur cerita betapa sulitnya perjuangan mereka meraih  gelar Adiwiyata Mandiri. Berawal pada 2019, ketika keluar imbauan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri, yang mengharuskan pemegang sekolah Adiwiyata melakukan registrasi ulang. Hal yang harus dilakukan empat tahun sekali agar gelar tak dicabut.

Tapi, pandemi Covid-19 membuyarkan semuanya. Program itu terhenti. Barulah pada 2022 program Adiwiyata kembali bergulir. Bagi MTsN 2 Kediri, mereka harus registrasi ulang tahun ini, 2023.

“Ada dua pilihan, naik jadi Adiwiyata Mandiri atau hanya perpanjangan,” laki-laki 49 tahun itu bercerita di ruang tamu madrasah.

Proses perpanjangan dan naik peringkat dan perpanjangan hampir sama. Karena itu, Kepala MTsN 2 Kediri Drs H Jamiluddin MPdI dan tim, memutuskan naik level. Meskipun harus dilalui dengan kerja keras dan usaha yang lebih gigih.

Dalam proses itu, Tim Adiwiyata MTsN 2 Kediri, terdiri dari 70 orang, harus berjuang mati-matian. Mereka dikejar waktu yang hanya sedikit. Utamanya proses perekapan administrasi yang dibutuhkan. Untungnya setiap kegiatan yang dilakukan selalu didokumentasikan. Juga selalu di unggah di sosmed. Seperti di Instagram @mtsnkanigoro dan Facebook MTsN 2 Kediri.

“Untungnya foto kegiatan selalu diunggah. Kegiatan setahun ada semua. Jadi administrasi dokumentasi sudah terekap,”ucap guru bahasa Arab itu.

Ada beberapa fasilitas yang harus dikebut pengadaannya. Bukan karena tidak ada sejak awal tapi sempat dibongkar karena pembangunan fasilitas sekolah.

“Jadi perlu memasang ulang,” sebutnya.

Tak hanya guru, 250 siswa madrasah berslogan ‘sehat indah rindanag segar asri kreatif-dengan akronim SIRSAK-dilibatkan. Menjadi kader Adiwiyata. Dibagi beberapa kelompok kerja, bergabung dengan guru yang menjadi pilar.

Di antara para siswa itu adalah Warda Aulia Dwika Wahyu, ketuanya, dan Mei Muthia Madaniya, sebagai sekretarisnya. Keduanya bergabung karena keinginan sendiri.

“Ingin membuka mata orang lain, bahwa kita harus sayang dan melek pada lingkungan,” ucap Warda.

“Kalau aku juga suka menanam,” timpal Mei, yang sama-sama duduk di kelas IX.

Karena terdorong hasrat sendiri, kesulitan yang dihadapi tak mampu menyurutkan semangat mereka. Dengan cakap mereka mendapatkan cara merangkul teman-temannya menjadi kader. Menyatukan sifat dan kemauan yang berbeda-beda menjadi satu kekuatan.

“Jadi harus pintar-pintar merangkul teman,” aku Warda, yang masih berumur 15 tahun itu.

Hasilya, 4 Oktober lalu, MTsN 2 Kediri mendapatkan ‘surat cinta’ dari DLH Kabupaten Kediri. Mereka lolos menjadi Adiwiyata Mandiri.(read.al)


Posting Komentar

0 Komentar