Lebih dari 500 Desa di Jatim Mengalami Krisis Air, Ada Daerah yang Droping Dihentikan karena Dana Habis

    


tjahayatimoer.net  Krisis air imbas kemarau panjang makin merambah ke berbagai wilayah di Jawa Timur. Hingga kemarin, jumlah desa yang kesulitan air bersih terus bertambah.

Tak sedikit warga yang harus rela antre untuk bisa mendapat air bersih. Bahkan, di sejumlah wilayah, warga kini tengah dilanda kebingungan. Selain sumber-sumber air ”menghilang”, bantuan air tidak mudah.

Berdasar data sementara Pemprov Jatim, sudah lebih dari 500 desa yang mengalami krisis air. Menyebar di 26.kabupaten/kota.

Sebagaimana di Banyuwangi. Krisis air tengah melanda di sejumlah wilayah. Salah satunya di Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. Sekitar 473 KK di sana kesulitan air imbas sumur-sumur yang mengering. Padahal, per hari kebutuhan air di sana mencapai 12 ribu liter.

BPBD bersama Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Banyuwangi mulai mendistribusikan air ke rumah-rumah warga.

”Sejauh ini, yang sudah kami salurkan baru 8.000 liter per hari,” ujar Ismanto, anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banyuwangi.

Krisis air juga meluas di Tuban. Berdasar data hingga pekan lalu, ribuan warga di 20 desa di sembilan kecamatan terdampak bencana tersebut. Kini, desa-desa itu mengandalkan bantuan.

Krisis air juga melanda sejumlah daerah yang terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sebagaimana yang tengah dialami 150 KK di Dusun Cemoro Sewu, Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan, Magetan.

Mereka kini tengah mengalami krisis air akibat terbakarnya jaringan pipa air sepanjang 320 meter.

Bencana serupa juga melanda sejumlah wilayah di Pulau Madura. Sebagaimana di Pamekasan. Bahkan, dari perkembangan terakhir, penanganan krisis air di sana cukup sulit.

Sebab, anggaran yang dialokasikan pemerintah daerah setempat untuk distribusi air bersih ke wilayah terdampak sudah habis.(read.al)


Posting Komentar

0 Komentar