LAMONGAN, tjahayatimoer.net - Kemarau dan terik panas matahari dalam beberapa pekan terakhir terukur hingga 30 derajat.
Kondisi ini mengakibatkan beragam dampak, termasuk ancaman penyakit infeksi saluran pernafasan atas (Ispa) yang disebabkan udara berdebu.
Bahkan masih berpotensi meningkatnya jumlah penderita ispa, termasuk di Lamongan.
Data Dinas Kesehatan Lamongan, mencatat dalam tahun ini saja terdapat 22. 638 warga yang mengalami gangguan infeksi saluran pernafasan atas
Bahkan masih berpotensi meningkatnya jumlah penderita ispa, termasuk di Lamongan.
Data Dinas Kesehatan Lamongan, mencatat dalam tahun ini saja terdapat 22. 638 warga yang mengalami gangguan infeksi saluran pernafasan atas
Salah satunya diakibatkan oleh pengaruh cuaca ekstrem yakni panas yang diatas kebiasaan.
Meningkatnya jumlah penyakit infeksi saluran pernafasan cukup drastis pada musim kemarau tahun ini, sehingga sejumlah rumah sakit juga dipenuhi pasien penderita ispa.
Bahkan pasien penderita ispa ini tidak saja ada di rumah sakit besar, namun juga tersebar di sejumlah pusat kesehatan masyarakat di daerah-daerah.
Di RS Soegiri Lamongan, setidaknya terdapat tiga pasien penderita ispa yang dirawat, rata-rata mereka adalah balita dengan keluhan sesak pernafasan dan batuk.
Kepala Bidang Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Lamongan, dokter Hilda menyebutkan, jumlah penderita ispa dimungkinkan bisa lebih besar lagi, mengingat kebiasaan masyarakat yang menganggap biasa penyakit ispa ini, sehingga cukup melakukan penanganan secara mandiri di rumah.
Dikatakan, meski masih berpotensi mengancam masyarakat, penyakit ispa yang disebabkan karena cuaca ekstrim bisa dihindari dengan melakukan pencegahan beberapa di antaranya adalah selalu memakai masker saat beraktivitas diluar rumah, mengurangi minuman dingin dan selalu mengkonsumsi vitamin serta makanan bergizi.
Tidak saja ancaman penyakit ispa yang masih berpotensi menyerang hingga berakhirnya musim kemarau.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat Lamongan juga mewaspadai musim penghujan nanti.
Dikhawatirkan, awal musim penghujan penyebaran demam berdarah pada saat musim pancaroba mendatang juga berpotensi tinggi menyerang.(read.al)
0 Komentar