Geliat Malam di Pasar Pabean Surabaya yang Berdiri Sejak 1849

  


Surabaya,   tjahayatimoer.net   - Pasar Pabean Surabaya telah lama menjadi salah satu ikon penting di Kota Pahlawan. Sebagai salah satu pusat pasar ikan terbesar di Jawa Timur, pasar ini tak hanya melayani kebutuhan ekonomi masyarakat, tetapi juga memiliki nilai sejarah yang kaya.

Berdiri sejak 1849, Pasar Pabean telah menyaksikan banyak perubahan zaman. Sampai saat ini pasar tersebut masih berdiri dengan kokoh sambil menyimpan kenangan dan cerita yang tak terhitung banyaknya.

Menurut sejarahnya, pasar yang menempati bangunan kuno di Jalan Songoyudan itu dikenal sebagai pusat dari pasar ikan dan pasar rempah-rempah. Sebab, letaknya yang dekat dengan Pelabuhan Rakyat (Pelra) Kalimas di sekitar kawasan Tanjung Perak Surabaya.

asar yang telah berusia sekitar 170 tahun ini tampak tak lekang oleh zaman. Sejak dini hari akan terlihat aktivitas para pedagang maupun tengkulak yang menjadikan pasar ini tak pernah sepi.

Saat memasuki kawasan pasar akan tampak berbagai ikan segar seperti patin, gurame, kepiting, udang, kerang, barakuda, dan lain sebagainya, yang dipasok dari para nelayan di daerah Jawa.

Nurdin, salah satu penjual ikan menyebut, pasar akan terlihat lebih ramai saat selepas dzuhur ketika para pemasok ikan datang dari berbagai daerah untuk membawa puluhan tong ikan yang akan dijual ke para pedagang di Pasar Pabean Surabaya.

"Biasanya sehari disini kirimannya bisa 4-5 tong ikan, isinya juga macam-macam ikannya, yang dateng biasanya kiriman dari daerah Tulungagung, Jawa Tengah, Probolinggo, banyak pokoknya.

Dalam sehari, Nurdin menjelaskan, dirinya bisa menjual hingga ratusan kilogram ikan. Saat musim tahun baru, ia menyebut permintaan ikan akan meningkat tiga kali lipat dari biasanya.

"Ramai yang beli, karena yang dijual juga macem-macem, tapi biasanya yang paling laris itu ikan patin atau ya gurame. Orang juga ada yang beli buat dijual lagi," tuturnya.

Setiap hari suasana Pasar Pabean selalu ramai. Pasalnya selain banyak penjual ikan, pasar ini juga menjadi pusat rempah-rempah yang banyak dibutuhkan orang untuk keperluan mereka dalam membuat jamu, sekaligus bumbu masakan.

Tampak bisa dijumpai penjual bawang putih, bawang merah, lombok merah, dan berbagai macam rempah lainnya yang dijual dengan kondisi yang masih segar. Dijual dengan harga yang murah, membuat hal tersebut menjadi daya tarik yang kuat untuk masyarakat datang ke Pasar Pabean Surabaya.

Pedagang ikan lainnya, Eni, menyebut, sejak dirinya mulai menjadi pedagang di Pasar Pabean pada tahun 90-an, masa kejayaan Pabean tak ada yang berubah hingga saat ini. Suasana yang ramai dan bangunan yang tampak kokoh, masih terekam jelas di benak Eni.

"Nggak ada yang berubah itu disana masih ada ruko-ruko lawas yang sekarang paling jadi gudang, ada yang jadi toko jamu," ucap Eni.

Meskipun telah menjalani perubahan, Pasar Pabean Surabaya tetap menjadi mercusuar penting dalam sejarah kota. Keberadaannya yang masih kokoh menjadi pengingat akan akar budaya Surabaya yang dalam. Pengunjung tetap berdatangan ke pasar ini, tak hanya untuk berbelanja, tetapi juga untuk merasakan warisan sejarah.(read.al)

Posting Komentar

0 Komentar