Sederet Fakta Air Sumur Warga Kediri Berubah Jadi 'Pertalite'

Kediri, tjahaytimoer.net –  Belasan sumur warga Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri tercemar. Bahkan warga menyebut, air sumur mereka berubah menjadi 'Pertalite'.

Air sumur milik warga ini memiliki bau seperti bahan bakar minyak (BBM). Saat disulut api, air tersebut terbakar.

Sejumlah pihak telah turun tangan untuk meneliti pencemaran air tersebut. Ada dugaan, sumur warga tercemar oleh BBM di SPBU yang berada di dekat rumah warga.

1. Warga Sebut Baunya Mirip Pertalite
Salah seorang warga, Sulastri, mengaku air sumurnya seperti minyak sejak awal Agustus. Menurut Sulastri, air sumurnya sangat kental, berwarna hitam di permukaan, dan berbau menyengat seperti bau BBM.

Kemudian Ketua RT 005/RW 002 Abdulloh Mubarok menyebut, bau air sumurnya mirip Pertalite. Air sumur miliknya sudah berubah dalam sebulan terakhir.

"Baunya seperti BBM Pertalite. Berminyak dan lengket," kata Mubarok, Sabtu (9/9/2023).

2. Airnya Bisa Terbakar
Dari segi warna dan bau, air sumur yang tercemar ini sudah tidak bisa disebut air bersih. Saat ditimba dari sumur, airnya akan tampak kekuningan dan lebih kental dari air bersih pada umumnya.

Kemudian jika air tersebut didiamkan, permukaannya akan menghitam seketika. Seolah minyak yang mengumpul. Mubarok kemudian menyulut air dengan api, dan langsung terbakar. Air sumur tersebut menghasilkan api merah.

"Benar kan, terbakar," kata Mubarok kepada wartawan.

3. Diduga Berasal dari SPBU
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar juga mengakui kondisi air saat ini semakin kental dari sebelumnya. Sehingga semakin terlihat pencemarannya. Kini, pihaknya masih menunggu hasil uji lab dari ITS.

"Ini sudah terjawab sekarang pencemaran, semakin kental, semakin kentara. Nanti dilihat zat di dalamnya apa, lalu akan dicari sumber ininya (pencemaran) di mana. Apakah benar di belakang, di depan, atau di mana," katanya.

Abdullah tak ingin berspekulasi terkait penyebab pencemaran diduga kuat karena BBM. Namun, ia ingin ahlinya yang akan memastikan langsung.

"Saya meyakini, tapi saya bukan ahli, bisa jadi tumpahan ini, pencemaran ini terjadi sudah lama, makanya sudah ke mana-mana. Tapi untuk memastikan butuh ahlinya, orang-orang di ITS yang sudah bekerja sama dengan kami," imbuh Abdullah.

Wali Kota ancam hentikan operasional SPBU jika terbukti cemari air sumur warga, baca di halaman selanjutnya!


4. Polres Kediri Turun Tangan
Polres Kediri Kota menyelidiki dugaan pencemaran air sumur berubah menjadi 'Pertalite'. Sebelumnya anggota kepolisian mendampingi Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri mengambil sampel air untuk diteliti.

"Iya, kami sudah monitor hal itu (pencemaran air sumur). Anggota kami sudah beberapa kali mendampingi pihak terkait khususnya Pemkot Kediri saat mengambil sampel air sumur," kata Kapolres Kediri Kota AKP Nova Indra, Minggu (10/9/2023).

Selain mendampingi DLHKP dan Dinas Kesehatan mengambil sampel air, anggota Satreskrim Polres Kediri Kota juga mengambil dokumentasi sampel air. Sekaligus melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan warga terdampak air sumur yang tercemar.

"Jadi, sementara kami memang melakukan penyelidikan awal terkait dugaan pencemaran air tersebut. Ada sejumlah warga kami mintai keterangan awal. Namun, soal penyelidikan hasil sampel air dan zat yang terkandung, kami masih menunggu pihak Pemkot Kediri," jelasnya.

5. Anggota DPRD Soroti SPBU Dekat Rumah Warga
Komisi C DPRD Kota Kediri melakukan sidak ke lokasi sumur tercemar dan meninjau sumur pantau milik SPBU Pertamina yang lokasinya hanya terpisah gang. Benar saja, mereka mengaku melihat kondisi air sumur dan mencium baunya mirip bahan bakar minyak (BBM).

Karena itu, anggota dewan meminta pemerintah aktif menyelidiki penyebab air sumur yang berubah menjadi 'Pertalite'.

"Secara kasat mata memang terlihat di permukaan air ada semacam minyak. Kemudian di beberapa sumur warga yang kami datangi memang berbau. Tapi kembali lagi, kita juga tidak bisa menyimpulkan sebelum ada hasil lab (laboratorium)," ujar Wakil Komisi C Ashari, Minggu (10/9/2023).

Politisi Partai Demokrat itu pun membenarkan bau yang muncul dari air sumur memang menyerupai BBM. Ashari meminta Pemkot Kediri segera memastikan penyebab pencemaran air sumur tersebut.

"Selama ini masyarakat menilai bau BBM. Informasi yang beredar juga bilangnya bau BBM. Ya mirip-mirip itu lah. Uji lab sudah dilakukan lebih dari dua kali.Hasilnya seperti apa? Selain itu, nasib warga seperti apa," ucap Ashari ditemani anggota Komisi C Ayub Wahyu Hidayatullah dan Bambang Giantoro.

6. Pemkot dan ITS Teliti Air Sumur
Pemkot Kediri melalui DLHKP dan Dinas Kesehatan telah mengambil sampel air sumur. Pengambilan sampel dilakukan bersama peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Sampel air sumur diambil dari rumah warga RT 005/RW 002 Kelurahan Tempurejo. Uji laboratorium yang lebih lengkap akan dilakukan peneliti ITS untuk mendalami penyebab pasti pencemaran tersebut.

"Sudah diambil sampel oleh ITS bersama tim DLHKP, Dinas Kesehatan Kota Kediri. Ini bertujuan mendalami pencemaran air," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar.

ITS telah mengambil sampel air pada Jumat (9/9/2023). Dan, Sabtu kemarin Wali Kota kembali menugaskan Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Kota Kediri bersama Polres Kediri Kota mengambil sampel air sumur.

Pengambilan sampel kembali dilakukan karena kondisi belasan air sumur warga semakin mengalami penurunan, yakni semakin keruh dan bau BBM kian menyengat. Menurut Abdullah, kondisi air saat ini semakin kental dari sebelumnya, sehingga semakin terlihat pencemarannya.

7. Operasional SPBU Terancam Dihentikan
Abdullah menyebut, jika benar dugaan pencemaran berasal dari SPBU di sekitar lingkungan, maka ia akan menghentikan operasional dan meminta pengelola melakukan perbaikan.

"Sementara ini kami belum tahu apakah dari sana, dari sana, masih praduga. Nah, dugaannya bisa dari SPBU, dari galian, bisa dari mana-mana. Nah, minggu depan akan kami cek bersama ITS. Kalau memang dari SPBU, ya SPBU-nya ditutup, diperbaiki sampai beres, baru dia boleh operasional lagi," pungkasnya.(red.IY)


Posting Komentar

0 Komentar