Progres Tol Kediri-Tulungagung Mandek, Ini Keluhan Warga Kota Kediri

KEDIRI, tjahaytimoer.net –  Progres pembangunan Tol Kediri-Tulungagung yang terkesan “lambat”, agaknya mulai membuat warga yang terdampak kian resah. Terutama, setelah Pemprov Jatim melakukan sosialisasi pengadaan tanah tahap II dan nama mereka tidak masuk dalam daftar undangan. Termasuk warga Perumahan Regency Pesona Puncak Permai di Kelurahan Pojok, Mojoroto yang aksesnya tertutup proyek strategis nasional (PSN) itu.


Ba, salah satu warga mengungkapkan, terakhir mereka diajak membahas kondisi lingkungan yang terdampak Tol Kediri-Tulungagung pada Mei lalu. Tetapi, hingga saat ini belum ada pembahasan lebih lanjut. “Kami hanya diminta menunggu dan menunggu. Nasib kami ini seperti digantung,” kata pria berusia 40 tahun itu.

Lebih jauh Ba mengungkapkan, di perumahannya ada puluhan warga yang rumahnya terdampak langsung pembangunan Tol Kediri-Tulungagung. Nasib mereka sudah jelas karena tanahnya sudah pasti dibeli oleh pemrakarsa Tol.

Sisanya, ada 14 kepala keluarga (KK) yang nasibnya terkatung-katung. Meski mereka tidak terdampak langsung proyek Tol, tetapi rumah warga tersebut tertutup akses Tol. Praktis mereka tidak bisa keluar dari perumahan. “Kami meminta agar tanah kami dibeli sekalian. Bukan sekadar dibikinkan akses keluar karena lingkungan kami sudah hilang,” keluh bapak satu anak itu.


Ba menjelaskan, dia bersama puluhan warga lain sengaja membeli rumah di Regency Pesona Puncak Permai karena ingin tinggal di lingkungan yang nyaman dan tenang. Dengan adanya proyek Tol, mereka tidak hanya terganggu saat proses pembangunan saja. Melainkan, lingkungan di perumahan tersebut sudah hilang. “Sudah tidak nyaman lagi. Padahal tujuan beli rumah di sini juga untuk investasi. Nanti kalau dijual apa juga masih laku?” lanjutnya dengan nada tanya.

Karenanya, sebanyak 14 KK warga di sana meminta agar lahannya sekaligus dibeli. Terkait harga, Ba juga tidak ingin muluk-muluk. “Cukup dibeli dengan harga sama seperti lainnya. Intinya kami ingin cari lingkungan baru karena lingkungan kami sudah rusak,” tandasnya.

Untuk diketahui, di Perumahan Regency Pesona Puncak Permai Kelurahan Pojok total ada 42 KK. Dari jumlah tersebut, sebanyak 28 KK warga lainnya sudah dipastikan terdampak Tol dan lahannya dibeli oleh pemrakarsa. Sedangkan nasib 14 KK yang akses keluarnya tertutup Tol ini belum jelas hingga sekarang.

Di Kota Kediri, total ada 1.111 bidang tanah yang terdampak Tol Kediri-Tulungagung di tahap 1. Luasnya mencapai 76,51 hektare. Selain pengadaan tanah tahap 1, ada 466 bidang lain yang terdampak di tahap 2. Luasnya mencapai 17,43 hektare.


Seperti halnya belasan KK di Kelurahan Pojok yang terkatung-katung, ribuan bidang tanah lain yang sudah pasti terdampak pun nasibnya belum jelas. Hingga saat ini, baru ada 13 KK di Kelurahan Semampir yang tanahnya sudah dibebaskan. Ribuan sisanya masih dalam proses. Bahkan, masih banyak titik yang proses pendataannya belum selesai.

Terpisah, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Kediri Jany Danny Assa melalui Kasi Pengadaan Tanah dan Pengembangan BPN Tutur Pamuji yang dikonfirmasi tentang nasib belasan KK warga di Kelurahan Pojok menyebut, di pengadaan tanah tahap 2 memang tanah mereka belum masuk.

“Itu solusinya masuk penlok (penetapan lokasi, Red) 3 di tahap berikutnya. Karena kemarin waktu dibahas itu (warga terdampak di Kelurahan Pojok, Red), penlok 2 yang ini (diumumkan 5 September, Red) sudah berjalan. Sudah mengurus perizinan. Jadi belum bisa disusulkan,” jelas Tutur.


Lebih jauh Tutur menjelaskan, tahap pembangunan Tol akan terus bergulir secara paralel. Meski saat ini diumumkan tanah terdampak tahap 2, progres tahap 1 tetap akan berlanjut. Pun dengan tahap 3 yang nantinya akan menyusul.

“Yang (pengadaan tanah, Red) ketiga khusus yang perumahan itu. Yang di Kelurahan Pojok,” tandasnya.

Seperti diberitakan, total ada delapan kelurahan yang terdampak Tol Kediri-Tulungagung di Kota Kediri. Yaitu, tujuh kelurahan di Kecamatan Mojoroto mulai Kelurahan Mrican, Gayam, Ngampel, Mojoroto, Bujel, Sukorame, dan Pojok. Kemudian Kelurahan Semampir, Kecamatan Kota juga ikut terdampak proyek strategis nasional (PSN) tersebut.(red.NR)

Posting Komentar

0 Komentar