Jombang, tjahaytimoer.net – Muhaimin Iskandar, atau akrab disapa Cak Imin, banyak menyedot perhatian publik. Itu menyusul kesediannnya menjadi Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) dari Anies Baswedan.
Cak Imin adalah Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan memiliki darah keturunan pendiri Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif (PPMM) Denanyar Jombang, serta pendiri ormas Nahdlatul Ulama (NU), KH Bisri Syansuri. Riwayat politik keluarga ini telah membentuk jejak politiknya sejak awal.
Selain berperan aktif di bidang keagamaan, Kiai Bisri juga berkecimpung dalam dunia politik. Perjalanan politiknya dimulai sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) mewakili Masyumi, lalu menjadi anggota Dewan Konstituante, dan bahkan menjabat sebagai Ketua Majelis Syuro PPP. Pemilu 1971 membawanya kembali ke DPR RI sebagai anggota dari NU.
Kiai Bisri juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang gigih dalam melawan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perkawinan pada masa awal Orde Baru. Dia dan NU menentang RUU tersebut karena dianggap tidak sejalan dengan ajaran Islam.
Warisan politik ini mengalir dalam darah Muhaimin Iskandar. Cak Imin memulai karier politiknya sebagai aktivis, pengurus partai, anggota dewan, hingga mencapai jabatan menteri. Lahir di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 24 September 1966 dari pasangan KH Muhammad Iskandar-Nyai Muhasonnah Hasbullah. Muhaimin adalah anak ketiga dari enam bersaudara.
Pendidikan awalnya dijalani di MI Mambaul Ma’rif Denanyar Jombang, lulus pada tahun 1979, kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Denanyar, dan lulus pada tahun 1982. Untuk pendidikan menengah atas, Cak Imin memilih Madrasah Aliyah Negeri Yogyakarta dan lulus pada tahun 1985.
Muhaimin kemudian mengejar pendidikan tinggi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Sepuluh tahun kemudian atau 2001, ia meraih gelar master di bidang komunikasi dari Universitas Indonesia (UI), dan mendapatkan gelar Doktor HC dari Universitas Airlangga Surabaya.
Selama masa kuliah, Cak Imin aktif dalam diskusi dan pergerakan mahasiswa. Ia bergabung dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan terpilih sebagai Ketua Cabang PMII Yogyakarta pada periode 1994-1997. Selain itu, ia juga aktif dalam Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).
Karier politiknya dimulai saat era reformasi, di tahun 1998, ketika bersama tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama termasuk Abdurrahman Wahid, ia mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan dipercaya sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjend).
Pada Pemilu 1999, Muhaimin terpilih sebagai Anggota DPR RI dari PKB, menjadikannya salah satu Wakil Ketua DPR RI termuda pada periode 1999-2004. Dalam perjalanannya, ia kembali terpilih sebagai Anggota DPR RI pada Pemilu 2004 dan memegang jabatan Wakil Ketua DPR RI 2004-2009.
Setelah itu, dalam Pemilu berikutnya, ia dipercaya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dari tahun 2009 hingga 2014. Muhaimin juga terpilih sebagai Ketua Umum PKB dengan suara bulat.
Prestasinya yang mencolok adalah dalam meningkatkan perolehan suara PKB pada Pemilu 2014, yang pada gilirannya membawa kader-kader PKB menjadi menteri dalam Kabinet Kerja Joko Widodo 2014-2019. Profil Muhaimin Iskandar mencerminkan seorang pemimpin yang telah melewati banyak tantangan dan sukses dalam karier politiknya. (red.IY)
0 Komentar