Khofifah: Cegah kasus bunuh diri lewat ketahanan keluarga

 


Surabaya, tjahayatimoer.net - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa optimistis kasus bunuh diri bisa ditekan/dicegah jika masyarakat meningkatkan ketahanan keluarga dan kepedulian antar sesama. 

"Ini penting, mengingat semakin meningkatnya kasus bunuh diri," katanya saat memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri se-Dunia yang mengusung tema 'Menciptakan Harapan Melalui Tindakan' di Surabaya, Senin. 

Berdasarkan data Pusat Kriminal Nasional (Pusiknas) Polri, penindakan terhadap kasus bunuh diri selama Januari - Mei 2023 sebanyak 451 kasus. Itu berarti  sejak awal 2023 setidaknya tiga orang melakukan aksi bunuh diri setiap hari.

Jumlah penindakan paling banyak terjadi di wilayah Polda Jawa Tengah 174 kasus, Polda Jawa Timur 82 kasus, Polda Bali 42 kasus, Polda Jawa Barat 31 kasus, Polda DI Yogyakarta 22 kasus dan Polda Sumatera Utara 18 kasus.

Kasus bunuh diri terbanyak dilakukan di lingkungan perumahan atau permukiman sebesar 74 persen, kemudian di kebun, sawah dan peternakan sebesar 13,3 persen serta lain-lain sebesar 12,6 persen

Gubernur Khofifah mengingatkan pentingnya kesehatan mental yang menjadi salah satu faktor utama penyebab kasus bunuh diri. Kasus bunuh diri akibat perundungan juga rentan terjadi pada anak-anak di sekolah. 

"Perlu sosialisasi ke masyarakat, bisa melalui tingkat Kelurahan/RW/RT hingga lembaga pendidikan, untuk mengedukasi masyarakat agar memiliki pikiran terbuka terhadap kesehatan mental," katanya.

Khofifah menandaskan, yang tak kalah penting adalah peran keluarga sebagai penentu proses tumbuh kembang psikologis bagi seluruh anggotanya. 

"Keluarga menjadi faktor penting ketahanan kesehatan jiwa. Sehingga keluarga merupakan pendukung utama dalam upaya pencegahan bunuh diri," tuturnya.
 
Gubernur Khofifah juga mengingatkan pentingnya penguatan secara spiritual. "Pondasi sebagai seorang umat beragama menjadi kunci utama seseorang untuk sehat secara mental," ucapnya. 
(red.IY)

Posting Komentar

0 Komentar