Malang, tjahaytimoer.net – International Conference of Language, Literature, Culture on Education (ICON-LLCE) menjadi ajang rutin tahunan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Malang (PBSI Unisma). Tahun 2023, konferensi internasional ini diikuti sebanyak 6 negara, yaitu Uzbekistan, Thailand, Korea Selatan, Jepang, Turki, dan Amerika Serikat.
Uzbekistan dan Thailand terlibat sebagai peserta dan pemakalah. Sementara Korea Selatan, Jepang, Turki, dan Amerika Serikat diundang sebagai pemateri kunci. Selain itu peserta dan pemakalah berasal dari berbagai wilayah di Indonesia dari Sumatera sampai Sulawesi.
Dr. Ari Ambarwati, M.Pd., selaku ketua panitia menjelaskan bahwa konferensi ini juga didukung oleh mitra yang menjadi fokus PBSI Unisma. Mitra tersebut antara lain dari Asosiasi bahasa dan sastra Indonesia pusat maupun Jawa Timur, Universitas Sumatera Utara, Unugiri Bojonegoro, Universitas Trunojoyo, Perkumpulan pengelola bahasa dan sastra Indonesia serta pengajarannya.
“Luaran para pemakalah akan dipublikasikan di prosiding Atlantis publishing dan jurnal Sinta melalui proses seleksi,” ujar Dr. Ambar, panggilannya.
Konferensi ini berdasar pada undang-undang nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera bahasa dan lambang negara serta lagu kebangsaan dan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang pengembangan pembinaan dan pelindungan bahasa dan sastra serta peningkatan fungsi bahasa Indonesia.
“Sesuai dengan amanat tersebut, maka konferensi ini mendorong penggunaan bahasa Indonesia lebih signifikan termasuk menggunakan bahasa Indonesia secara penuh meski presentasi pembicara maupun pemakalah dimungkinkan menggunakan bahasa Inggris,” ungkapnya.
Tema acara Increasing the Role of Indonesian for the Advancement of Science and Global Civilization’ linier dengan tema kongres bahasa Indonesia ke-12 tahun 2023 tentang literasi dalam kebhinekaan untuk kemajuan bangsa. Tema tersebut mengandung makna bahwa penguatan literasi baca tulis perlu ditumbuhkan.
“Literasi baca tulis tumbuh dari kesadaran tentang kebhinekaan yang menjadi fakta Keindonesiaan meliputi adat istiadat suku bangsa, bahasa dan agama,” ungkapnya mengakhiri.
Sementara itu, Rektor Unisma, Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si., memandang bahasa Indonesia berperan sangat penting sebagai perekat budaya dan peradaban terutama di Indonesia. Ada kurang lebih sekitar 1300an bahasa, tetapi bahasa Indonesia sungguh menjadi perekat diantara berbagai latar belakang.
“Kami apresiasi terhadap partner kami di berbagai negara yang sudah menjadi bagian dari kerjasama Unisma dengan ahli atau berbagai profesional berbagai ahli di bidang bahasa. Ketika berkunjung ke negara tersebut di sana ada program studi bahasa Indonesia,” kata Prof. Maskuri
“Program studi bahasa Indonesia bukan hanya diminati di Indonesia saja tapi juga di negara maju di Eropa, Asia, Tenggara dan sebagiannya,” tegasnya saat sambutan pembukaan acara. (red.IY)
0 Komentar