Zulhas Sebut Eropa Tak Adil soal UU Anti Deforestasi


Jakarta, tjahayatimoer.net - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai Uni Eropa (UE) tidak adil terkait Undang-undang (UU) Anti Deforestasi.


Pasalnya, regulasi itu akan mengganggu ekspor beberapa produk RI yang dianggap berdampak pada kelestarian hutan seperti kopi, sawit, lada, coklat, hingga karet. Padahal, RI tidak pernah melarang UE mengekspor produknya ke Tanah Air.



"Indonesia tidak pernah melawan produk-produk Uni Eropa. Walaupun kita ini mayoritas muslim, itu impor wine, alkohol banyak. Dan itu saya mengatakan betapa tidak adilnya," katanya dalam acara Food Agri Insight di kantor Kemendag, Selasa (1/8).



Ia memaparkan nilai ekspor produk RI yang bisa terganggu mencapai US$6,7 miliar dan meliputi hampir 8 juta petani kecil. Maka dari itu, RI akan mencari pasar ekspor di luar UE, di antaranya Bangladesh dan Timur Tengah.



Pemerintah juga akan mengambil langkah lain, di antaranya menyampaikan keberatan kepada UE secara bilateral. Kemudian membahas UU Anti Deforestasi di berbagai komite di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) seperti Komite Pertanian, Komite Akses Pasar, serta Komite Perdagangan dan Lingkungan.



Lalu, mengajukan permohonan ke WTO untuk menilai kesesuaian UU Anti Deforestasi dengan ketentuan WTO. Kemudian mendukung perbaikan sistem terkait lingkungan dan keberlanjutan data dan menjalankan kebijakan yang berkontribusi untuk mengatasi perubahan iklim.



Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya mengatakan UU Anti Deforestasi berpotensi menimbulkan kerugian bagi Indonesia hingga US$7 miliar atau Rp104,7 triliun (asumsi kurs Rp14.961 per dolar AS).




Ia menyebut UU Anti Deforestasi membuat produksi tujuh komoditas yang berpotensi menurun, di antaranya sapi, kakao, sawit, kacang kedelai, kayu, hasil karet, hingga kopi dan produk turunannya.



"Regulasi ini akan ada implementing regulation yang akan berlaku sejak nanti diundangkan 18 bulan, di bulan Juni 2025. Produk Indonesia yang terdampak senilai US$7 miliar," katanya usai rapat di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (13/7). (red.js)


Posting Komentar

0 Komentar