Surabaya, tjahaytimoer.net – Puluhan mahasiswa baru (maba) dan para petinggi Universitas Surabaya (Ubaya) berlenggak-lenggok bak model di hari terakhir Masa Orientasi Bersama (MOB) 2023.
Ya, mereka sedang fashion show. Dengan mengenakan pakaian adat, terhitung ada 26 maba dan sejumlah pimpinan kampus mulai dari rektor, dekan, beserta masing-masing wakilnya memamerkan pakaian dari berbagai penjuru Indonesia.
Fashion show ini menjadi wajar, sebab Ubaya sendiri merupakan salah satu kampus yang mengusung tagline multikultur. Itu juga menjadi khas para mahasiswanya yang memiliki beragam budaya.
Diharapkan, dengan adanya fashion show pakaian adat ini, maba Ubaya 2023 bisa ikut terlibat dalam melestarikan budaya lewat pakaian tradisional, di tengah perkembangan revolusi industri 4.0 dan society 5.0.
“Fashion show ini sekaligus mencerminkan kekhasan mahasiswa Ubaya yang multikultur,” ungkap Ketua MOB Ubaya 2023 dr Ardyan Prima Wardhana, Kamis (24/8/2023).
Ardyan mengatakan, tak hanya model fashion show yang mengenakan pakaian adat, seluruh maba pun juga mengenakannya. Mereka boleh memodifikasi busana dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan.
Sementara itu, Valensia Angela Lay, salah satu model dalam fashion show tersebut mengungkapkan jika dirinya memamerkan perpaduan busana adat Jawa dan Dayak.
“Saya dan teman-teman membuat topinya dari sendok dan kardus. Kami rangkai supaya terlihat bagus dan cocok dengan pakaiannya,” ungkapnya.
Di kesempatan sama, Rektor Ubaya Dr Benny Lianto menyebut jika fashion show ini merupakan awal dari peresmian gerakan ‘Ubaya Bangga Budaya’. Gerakan ini ajakan mengenakan pakaian wastra nusantara yang diikuti seluruh civitas akademika Ubaya.
Ke depan, setiap hari Selasa pada pekan kedua dalam setiap bulannya, seluruh civitas akademika Ubaya bakal mengenakan pakaian khas Indonesia.
“Kita bisa melihat ada satu hari dimana Ubaya menyajikan kekayaan budaya bangsa. Ini sebagai upaya Ubaya mengenalkan wastra nusantara kepada kalangan muda, khususnya mahasiswa,” tuturnya. (red.IY)
0 Komentar