Kediri, tjahaytimoer.net – Selimut Hati (Sekolah Bagi Perempuan Bekal Tantangan Hidup di Masa Depan Nanti) Batch 4 telah dibuka oleh Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar.
Selimut Hati kali ini diselenggarakan di Ruang Joyoboyo Balai Kota Kediri yang diikuti oleh remaja putri perwakilan dari 46 kelurahan se-Kota Kediri dan pendaftar umum.
Narasumber Selimut Hati Batch 4 ini spesial karena menghadirkan 5 orang berkompeten dalam bidangnya seperti Kalis Mardiasih seorang penulis dan aktivis perempuan, Nur Rofiah yang berprofesi sebagai akademisi, Tatik Imadatus seorang psikolog, Elizabeth Biretni yang berprofesi sebagai dokter spesialis kandungan dan pemerhati kesehatan, serta Maulia Martwenty seorang praktisi hukum.
Ketua TP PKK Kota Kediri menuturkan program Selimut Hati ini salah satu kegiatan yang diselenggarakan untuk mencegah terjadinya pernikahan dini. Tidak ada cara yang efektif untuk mencegah pernikahan dini dan kekerasan seksual selain pendidikan. Forum seperti Selimut Hati inilah bisa menjadi ajang untuk menimba ilmu.
Lebih lanjut, Bunda Fey percaya bahwa perempuan yang ingin belajar menjadi perempuan yang berdaya, akan lebih tangguh dan siap menghadapi segala macam risiko dan tantangan yang mungkin menerpa di masa mendatang. Karena setiap perempuan pasti ingin menikah, dan kehidupan pernikahan tidak segampang yang dibayangkan.
“Kalau semua hal tidak siap, tidak memiliki ilmu kesehatan, tidak tahu hak-hak perempuan, agama, fiqih perempuan kita bisa jadi korban dan kita jadi perempuan yang tidak berdaya. Makanya di kegiatan ini ada banyak narasumber kompeten, mari kita belajar bersama, gali ilmu sebanyak-banyaknya,” tutup Bunda Fey.
Dalam sesi tanya jawab, Yuli perwakilan dari Kelurahan Campurejo menanyakan
bagaimana cara mengatasi bila memiliki pasangan yang masih mengusung budaya patriarki.
Menanggapi pertanyaan Yuli, narasumber Kalis Mardiasih memberikan saran untuk menanyakan ke pasangan terkait dengan pandangannya terhadap perempuan yang berdaya dan memiliki pengetahuan. Karena mencari pasangan hidup harus selektif.
“Laki-laki itu memandang perempuan sebagai apa. Sebagai manusia yang punya hak atau tidak. Hak untuk berpendidikan, berpengetahuan, hak untuk mengutarakan pendapat dan lainnya. Karena banyak sekali perempuan untuk mau ngomong saja takut sama pasangannya. Ngapain hidup dalam hubungan yang penuh ketakutan. Jadi pasanganmu sepakat atau tidak kalau perempuan itu punya semua hak itu,” jawab Kalis Mardiasih.
Pada Selimut Hati Batch 4 ini dilaksanakan selama dua hari, yaitu tanggal 29-30 Agustus 2023. Hadir dalam acara ini Sekretaris Daerah Kota Kediri Bagus Alit, pengurus dan kader PKK Kota Kediri, dan 250 peserta Selimut Hati Batch 4. (red.IY)
0 Komentar