Piala AFF Catatan Penyebab Timnas Indonesia U-23 Kalah dari Malaysia


 Banyuwangi, tjahaytimoer.net –   Sejak menit pertama, semua tahu Timnas Indonesia U-23 tampil baik melawan Malaysia di Piala AFF U-23 2023 di Rayong Province Stadium, Rayong, Thailand. Secara organisasi pemain, taktik dan strategi yang dibangun oleh Shin Tae-Yong berjalan baik.

Sejumlah pemain bahkan, memainkan permainan dengan menguasai 86 persen passing akurat. Timnas Indonesia U-23 juga berhasil mengurung pertahanan Malaysia dan memaksa mereka bertahan.

Malaysia sesekali menyerang melalui advantage dari kesalahan Bagas Kaffa dan kawan-kawan. Namun, hasilnya masih nihil.

Begitu serangan Timnas Indonesia U-23 semakin meningkat, hasilnya beberapa kali pemain depan, tengah hingga belakang berpeluang melakukan tendangan ke gawang. Percobaan pertama melalui Kadek Arel yang masih jauh dari sasaran.

Dominasi permainan anak-anak garuda masih cukup spartan meladeni permainan defensif anak asuh Erlavaran Elangowan. Menit ke 25, Ramadhan Sananta tak menyiakan peluang yang didapat usai berhasil mengelabuhi bek lawan.

Tendangan kerasnya di depan gawang justru tidak tepat sasaran dan melambung di atas mistar. Perjuangan tidak berakhir sampai di sini.

Empat menit pasca tembakan pertama, Ramadhan Sananta mendapat assist dari Frengky Missa. Bola diterima dari sisi kanan pertahanan Malaysia.

Striker Persis Solo tersebut mampu menggocek bola dan mengecoh bek lawan sebelum akhirnya mencocor bola dan masuk. Gol itu menutup laga babak pertama dengan keunggulan 0-1 untuk Garuda Muda.

Babak kedua, di sinilah catatan penyebab kekalahan Timnas Indonesia U-23 dimulai. Meski masih memainkan permainan kolektif menguasai bola, namun Kadek Arel dan kawan-kawan masih sulit membongkar pertahanan lawan.

Ditambah, tim berjuluk Harimau Malaya justru mengubah strategi dengan memasukkan striker baru. Artinya, mereka mencoba lebih memberikan penyerangan.

Timnas Malaysia U-23 menempatkan Fergus Tierney di depan sebagai ujung tombak. Pemain bule jangkung itu menjadi pemecah perhatian bek Garuda Muda.

Sedangkan, Shin Tae-Yong merespon dengan memasukkan M. Ragil untuk menggantikan Irfan Jauhari yang belum bisa berbuat banyak di babak pertama.

Malaysia tampil pede, berupaya menyerang dengan amunisi barunya. Begitu, Fergus Tierney mendapat peluang di depan gawang Ernando Ari, bek mulai khawatir.

Alhasil, Kadek Arel terpancing untuk melakukan kesalahan. Dia didakwa mendorong striker jangkung tersebut. Pelanggaran diterima oleh Malaysia dan mendapat hadiah penalti.

Fergus Tierney pun mengambil kesempatan itu. Ernando Ari tak mampu membaca arah bola sehingga masuk dengan mudah.

Catatan lainnya, usai kebobolan itu Kadek Arel tampaknya masih belum bisa move on. Dia kerap melakukan kesalahan.

Passing dari bawah yang biasa dibangun justru sering keliru. Petaka, bola kerap dimanfaatkan oleh pemain Malaysia untuk mengambil alih serangan.

Ditambah, kesalahan dari Frengky Missa di sisi kiri yang kerap kehilangan bola. Terlambat turun saat serangan dari lawan membuat barisan belakang tak seimbang.

Muhammad Ferrari yang tampil cukup baik justru diganti oleh Alfreanda Dewangga. Mengubah strategi dari formasi 3-5-2 menjadi 4-4-2.

Namun, lagi-lagi kelemahan di sisi kiri pertahanan Indonesia mampu dieksploitasi oleh Malaysia. Buktinya, kesalahan antisipasi bola membuat kekacauan di jantung pertahanan Timnas Indonesia U-23.

Untuk kedua kalinya, Fergus Tierney yang berdiri bebas secara beruntung mendapatkan bola liar. Dia mensontek bola dengan kaki kiri untuk menggandakan kedudukan.

Respon cepat sebenarnya masih bisa dilakukan oleh pemain muda Indonesia. Namun, mereka tampak terburu-buru dan kehilangan konsentrasi mengorganisasi penyerangan.

Beberapa kali kesempatan untuk mencetak gol berhasil menjadi peluang. Tapi terbuang sia-sia.

Alfreanda Dewangga yang berdiri bebas mendapat bola liar, justru tendangan kerasnya jauh dari sasaran. Padahal, hanya sejengkal dari depan gawang.

Timnas Indonesia U-23 kali ini harus mengakui keunggulan dari Malaysia. Bukan lantaran persiapan mepet jadi alasan, tapi kekuatan mental memang membuktikan.

Hal positif, gelandang serang dan striker Indonesia sudah cukup baik. Namun, gelandang bertahan yang lmasih belum berjalan maksima.. (red.IY)

Posting Komentar

0 Komentar