Minta Pemilihan Kasun Ulang, Kasun Tunggal Terpilih di Dusun Betellok Curah Tatal Situbondo di Tolak Warga


Situbondo, tjahayatimoer.net -  Hasil pemilihan Kepala Dusun di Dusun Betellok Desa Curah Tatal  Kecamatan Arjasa Kabupaten Situbondo menjadi polemik dan perguncingan warga. Pasalnya, dugaan keabsahan karena tidak melalui tahapan-tahapan sebagaimana mestinya dan terjadi penolakan oleh warga terhadap Kasun terpilih, juga calonnya pun ternyata tunggal, Senin (07/08/2023).



Perguncingan perihal hasil akhir pemilihan Kasun tersebut semakin santer ditengah masyarakat Dusun Betellok. Bukannya tanpa alasan, selain  dugaan kolusi dan terkesan ditutup-tutupi, juga diduga Kasun terpilih tidak berdomisili di wilayah yang di pimpinnya sehingga terjadi penolakan ditengah warga. Pemilihan Kasun ulang pun mulai mencuat menjadi permintaan warga. 



Seperti diungkapkan salah satu Tokoh Masyarakat Dusun Betellok yang tak ingin disebut namanya. Dirinya menyayangkan gejolak yang terjadi ditengah masyarakat imbas dugaan tidak afairnya mekanisme pemilihan Kasun tersebut. 



"Saudara Yanto ini berdomisili di luar Dusun Betellok, dan warga menolak. Selain itu, ini calon diawal tunggal, jadi kesannya tidak fair dan netral. Di warga pun tidak ada sosialisasi akan di adakannya pemilihan Kasun jadi terkesan ditutup-tutupi," ungkap pria yang kesehariannya bertani ini.



"Kalau saya dengar, permintaan warga ya pemilihan ulang. Supaya ada kesempatan dari warga Dusun maju mewakili. Mereka mengancam akan melakukan aksi demo di Kantor Desa jika keinginannya tidak di penuhi," tegas pria paruh baya ini. 



Sementara dikonfirmasi terpisah, Fatchulla Ahmad seorang pemerhati Dinamika Politik Desa Curah Tatal, dirinya memberikan dukungan dan mengapresiasi keinginan warga untuk diadakan pemilihan Kasun ulang.



"Apa yang terjadi di Desa Curah Tatal ini sangat disayangkan. Dugaan tidak adanya sosialisasi  dan mepetnya waktu penjaringan sehingga cuman ada satu calon Kasun tunggal dan tidak dilaksanakannya Musyawarah Dusun menjadikan persepsi negatif ditengah warga. Ada kesan kurangnya transparansi terkait kegiatan ini," beber Ahmad. 



Keterbukaan dan netralitas dari Panitia Pelaksana bisa menjadi pelajaran bagus untuk masyarakat. Supaya hasil akhir sebuah kegiatan yang mewakili aspirasi masyarakat tidak menjadikan polemik ditengah masyarakat.



"Hal ini penting dilakukan oleh pihak terkait supaya menjadi pembelajaran yang positif bagi masyarakat, karena pelaksanan pemilihan Perangkat Desa ini juga menjadi pembelajaran demokrasi bagi masyarakat. Solusi solutif menurut saya, ya pemilihan ulang. Selain mengapresiasi keinginan warga juga memberikan kesempatan warga setempat untuk mewakili aspirasi masyarakatnya sendiri," pungkasnya. (red.js)

Posting Komentar

0 Komentar