Magetan, tjahaytimoer.net – Jembatan Ngujur dianggap angker oleh masyarakat Nguntoronadi Magetan. Tak hanya saat malam hari yang minim penerangan, sederet kejadian yang merenggut nyawa terjadi di Jembatan yang terletak di Jalan Raya Nguntoronadi-Kebonsari masuk Desa Gorang Gareng Taji, Kecamatan Nguntoronadi, Magetan itu.
Teranyar, balita berinisial NKP, usia 2,5 tahun meninggal usai terpental dari motor yang menabrak pembatas jembatan pada Senin (21/8/2023) pukul 18.30 WIB Pacar sang kakak yang memeganginya di depan motor tak bisa meraihnya hingga jatuh ke Bengawan Madiun sedalam 20 meter.
Balita itu ditemukan sudah mengambang dan kemudian segera dievakuasi warga dan pihak kepolisian. Balita putri kedua pasangan Hartono dan Sulistyorini itu kemudian dibaw ake.puskesmas sebelum dibawa ke rumah duka di Desa Kenongomulyo, Nguntoronadi, Magetan.
Sebelumnya, pada 22 Juli 2020, seorang wanita bernama Purwati asal Desa Karangrejo Kecamatan Kawedanan Magetan diduga menceburkan diri ke Bengawan Madiun. Ibu dua anak itu diduga melompat dari Jembatan Ngujur.
Warga sekitar sempat melihatnya memarkir motor dan kemudian mondar-mandir di sekitar jembatan. Hingga ada warga yang curiga setelah motor yang sedari sore tak kunjung pindah tempat atau dibawa pergi yang punya.
Merekapun menduga jika si pemilik motor yakni Purwati terjun ke sungai. Dugaan itu turut dibenarkan keluarga yang tak melihat batang hidung Purwati sejak siang hingga malam hari. Pencarian berlangsung dua hari.
Jenazah Purwati, pun muncul sendiri ke permukaan setelah petugas gabungan bersama Basarnas Pos Sar Trenggalek mencari selama dua hari. Diduga Purwanti nekat mengakhiri hidup karena depresi akibat masalah keluarga.
Kemudian, pada tahun 2 Juli 2018 lalu, ditemukan jasad pria yang meninggal dengan leher tergantung di besi penyangga di bawah Jembatan Ngujur. Di bagian bawah jembatan sebelah barat, jenazah pria itu pertama kali ditemukan oleh orang yang hendak ke ladang di dekat Bengawan yang lokasinya dibawah jembatan.
Jenazaj Tarmanto warga Desa Tulung Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan itu pun diturunkan petugas untuk divisum. Diperkirakan, Tarmanto nekat mengakhiri hidup karena depresi akibat sakit menahun.
Kemudian, pada 1 Januari 2016 lalu, seorang pria 35 tahun bernama Anshori warga Desa/Kecamatan Kebonsari nekat menceburkan diri karena masalah keluarga. Jenazahnya pun muncul ke permukaan keesokan harinya. Pencariannya dilakukan selama 24 jam oleh petugas gabungan.
Belum lagi sejumlah kejadjan lain di tahun-tahun sebelumnya yang tak terwartakan. Warga pun hanya bisa berhati-hati dan waspada jika melalui jembatan sepanjang sekitar 100 meter dengan lebar sekitar tujuh meter tersebut.
Apalagi, saat malam hari penerangan cukup minim. Selain itu, lalu lintas cukup sepi saat malam hari. Berbeda saat siang hari, beberapa pertokoan warga terpantau buka. Selain itu, banyak pula warga yang berkebun di dekat Bengawan Madiun tersebut. (red.IY)
0 Komentar