Dokter Kejiwaan RSJ Menur Surabaya Beber Mental Health Mahasiswa Baru

 


Surabaya, tjahaytimoer.net –  Belakangan ini mental health menjadi isu krusial di tengah masyarakat. Konsep berpikir yang salah alias toxic kerap dialami banyak orang, termasuk oleh mahasiswa.

“Hal ini tidak terlepas dari proses berfikir yang salah atau melenceng,” ujar dr Lila Nurmayanti dari RSJ Menur Surabaya saat talk show pada perayaan Dies Natalis ke-35 PENS, ditulis Senin (28/8/2023).

Ia menjelaskan, sebenarnya gejala ini dapat dialami oleh siapapun, baik itu anak-anak usia muda maupun orang dewasa. Sebab, kondisi mental bisa dipicu oleh ketidakseimbangan antara pikiran dan fisik.

“Gejala ini bisa dialami siapa pun. Ketidakseimbangan antara kegiatan berpikir, kegiatan fisik, ditambah lagi dengan kondisi emosi perilaku, dapat memperburuk kondisi mental,” jelasnya.

Untuk mengatasi itu, dr Lila pun membagikan sejumlah tips. Pertama, yakni harus sadar dengan pemikiran yang salah tersebut. Artinya, menyadari sepenuhnya jika telah berpikir salah atau toxic.

“Jika sudah sadar, berikutnya adalah memahami hal itu dan berhenti berpikir salah. Dan yang terakhir yaitu memperbaiki pikiran,” tutur dokter spesialis kejiwaan tersebut.

Menurutnya, mahasiswa baru tentu memerlukan proses adaptasi setidaknya 3 hingga 6 bulan untuk mengatur waktu kuliah, istirahat, dan kegiatan lain, seperti perlombaan, ibadah serta menekuni hobi. “Hal inilah yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mahasiswa,” lanjutnya.

Kata dia, terdapat dua luaran proses adaptasi, yaitu adaptasi yang sukses dan adaptasi yang terganggu. Jika sukses artinya tidak akan ada masalah, sementara jika terganggu akan menjadi toxic.

Ia menambahkan, gangguan kecemasan yang ditandai dengan sikap perfeksionis dan terobsesi pada sesuatu secara berlebihan merupakan Obsessive Compulsive Disorder (OCD).

Kondisi itu yakni dimana seseorang memiliki pikiran secara berlebihan sehingga menyebabkan perilaku yang berulang-ulang. Jika tidak dikerjakan, maka akan diliputi perasaan cemas dan takut.

“Saya tekankan kembali betapa adaptasi itu penting. Dengan menerima kondisi kehidupan yang lain, dengan konsep berpikir yang lain pula maka anda semua akan survive,” tandasnya. (red.IY)

Posting Komentar

0 Komentar