KEDIRI, tjahayatimoer.net - Penyebab molornya first landing Bandara Dhoho Kediri kini semakin jelas. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut kesiapan operasional proyek strategis nasional itu pada pertengahan Agustus ini baru sekitar 50 persen.
Karenanya, proyek dengan konsep kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) dipastikan baru bisa selesai akhir tahun.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara M. Kristi Endah Murni kepada Jawa Pos Radar Kediri. Menurutnya, sesuai informasi dari konsultan pengawas, pembangunan sisi udara Bandara Dhoho baru mencapai 87,95 persen. “Secara total keseluruhan, kesiapan pengoperasian adalah 49,28 persen,” kata Kristi dalam rilis Kemenhub.
Progres fisik itu pula yang membuat rencana first landing pada 17 Agustus nanti urung dilakukan. Mempertimbangkan progres fisik proyek senilai triliunan rupiah tersebut, untuk sementara Kemenhub menargetkan bandara baru bisa beroperasi akhir tahun. “Bandar udara ditargetkan dapat beroperasi pada akhir 2023,” lanjutnya.
Pantauan Jawa Pos Radar Kediri, hingga kemarin rekanan memang masih menyelesaikan pembangunan area traffic control system (ATCS). Salah satu bagian vital dalam pengendalian lalu lintas pesawat itu masih terus dikebut. Termasuk proyek menara yang secara fisik belum tuntas.
Adapun untuk runway atau landasan pacu terlihat sudah hampir selesai. Area yang akan jadi tempat lepas landas dan pendaratan pesawat itu dalam proses penyelesaian pengaspalan. Selebihnya, rekanan fokus menggarap sarana dan prasarana pendukung operasional bandara lainnya.
Sebelumnya, WIKA Gedung juga merilis progres pembangunan bandara pada pekan ke-72. Di sana disebutkan, pembangunan ATCS mencapai 74,22 persen.
Pembangunan terminal penumpang mencapai 80,18 persen. Kemudian, terminal VVIP mencapai 78,88 persen. Selebihnya, hanya beberapa item proyek yang sudah mencapai 100 persen. Di antaranya, utility building system, utility building 3, utility building 6, dan navigation shelter. Selebihnya, masih belum selesai.
Seperti diberitakan, kepastian tentang batalnya first landing bandara pada 17 Agustus juga diungkapkan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Kediri Sukadi. Menurutnya ada beberapa alasan yang membuat soft opening bandara mundur. Mayoritas karena pembangunan sarana dan prasarana yang belum selesai.
Alasan lainnya, Angkasa Pura yang belum melakukan asesmen terkait kesiapan bandara. Padahal, asesmen terkait kesiapan bandara wajib dilakukan. Sesuai prosedur mereka harus melakukan pra-verifikasi, verifikasi, dan asesmen.
Terkait waktu pelaksanaan first landing, Sukadi menyebut sejumlah stakeholder yang terkait baru akan menggelar rapat pada akhir Agustus ini. Dia menengarai soft opening bandara baru bisa dilakukan paling cepat September-Oktober nanti.
0 Komentar