Pendamping korban mengatakan balita tersebut mengalami trauma berat setelah dipukul dokter yang kini telah menjadi tersangka.
"Anak ini masih trauma berat. Dia ketakutan," kata Pendamping Korban, Nur Hana di Mapolrestabes Makassar, Senin (31/7).
Berdasarkan keterangan orang tuanya, kata Hana, korban setelah kejadian itu tidak ingin lagi datang ke warung kopi milik ayahnya karena ketakutan.
Berdasarkan keterangan orang tuanya, kata Hana, korban setelah kejadian itu tidak ingin lagi datang ke warung kopi milik ayahnya karena ketakutan.
Oleh karena itu, PPA Makassar pun berencana akan melakukan pemeriksaan psikologi terhadap korban.
"Kata orang tuanya, anak ini sudah tidak mau lagi datang ke warkop. Jadi besok kami akan lakukan konseling psikolog anak terkait dengan mentalnya," jelasnya.
Peristiwa itu bermula ketika dokter berinisial M yang bekerja di RS Bahagia Makassar sebagai wakil direktur bagian pelayanan medis sementara bermain catur dengan seorang pelanggan warkop lainnya, pada Kamis (27/7), sekitar pukul 23.00 WITA. Atas peristiwa itu, RS Bahagia pun telah memecat sosok yang merupakan pensiunan PNS dan izin praktik dokternya sudah tak berlaku lagi itu.
Dalam rekaman video pengawas (CCTV) terlihat korban bersama ayahnya yang merupakan pemilik warkop mendekati meja M yang sedang bermain catur. Saat itu pion-pion di papan catur tersebut terhambur.
Setelah itu, ayah korban Agung (27) langsung memperbaiki susunan catur tersebut, tetapi M yang sudah emosi tiba-tiba merespon hal tersebut dengan memukul kepala korban hingga terbentur di sebuah kursi di dekat korban.
Peristiwa itu bermula ketika dokter berinisial M yang bekerja di RS Bahagia Makassar sebagai wakil direktur bagian pelayanan medis sementara bermain catur dengan seorang pelanggan warkop lainnya, pada Kamis (27/7), sekitar pukul 23.00 WITA. Atas peristiwa itu, RS Bahagia pun telah memecat sosok yang merupakan pensiunan PNS dan izin praktik dokternya sudah tak berlaku lagi itu.
Dalam rekaman video pengawas (CCTV) terlihat korban bersama ayahnya yang merupakan pemilik warkop mendekati meja M yang sedang bermain catur. Saat itu pion-pion di papan catur tersebut terhambur.
Setelah itu, ayah korban Agung (27) langsung memperbaiki susunan catur tersebut, tetapi M yang sudah emosi tiba-tiba merespon hal tersebut dengan memukul kepala korban hingga terbentur di sebuah kursi di dekat korban.
"Saya minta maaf pak. Saya atur kembali papan caturnya tapi bapak itu tidak berhenti bentak-bentak dan mengancam segala sampai menangis anakku," kata Agung (31/7).
Tak terima dengan perbuatan M, Agung pun merespon hal itu dengan mengusir pelaku dari warkopnya sehingga terjadi cekcok. Kemudian M mengancam pemilik warkop akan melaporkan kejadian tersebut ke menantunya yang merupakan seorang tentara.
"Dia marah-marah balik dan tidak terima diusir katanya," ujarnya.
Akibat kejadian itu, ayah korban pun melapor ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polrestabes Makassar.
"Terbentur di ujung kursi. Luka di bibir. Jatuh. Saya sudah melapor ke polisi, Polrestabes," jelasnya.
Sementara itu saat digelandang ke kantor kepolisian, pelaku yang telah menjadi tersangka meminta maaf atas perbuatannya tersebut.
"Terbentur di ujung kursi. Luka di bibir. Jatuh. Saya sudah melapor ke polisi, Polrestabes," jelasnya.
Sementara itu saat digelandang ke kantor kepolisian, pelaku yang telah menjadi tersangka meminta maaf atas perbuatannya tersebut.
"Secara umum saya minta maaf, tersangka menyatakan penyesalan dan meminta maaf kepada korban dan keluarganya. Semoga ini ada hikmah di balik ini," dikutip M di Polrestabes Makassar, Senin.
Mantan Wakil Direktur RS Bahagia Makassar ini mengklaim tidak ada niat untuk memukul korban setelah menghamburkan pion catur yang digunakan oleh M saat bermain catur dengan temannya.
"Tidak sengaja tidak ada niat, ini refleks murni refleks," ujarnya.
Mantan Wakil Direktur RS Bahagia Makassar ini mengklaim tidak ada niat untuk memukul korban setelah menghamburkan pion catur yang digunakan oleh M saat bermain catur dengan temannya.
"Tidak sengaja tidak ada niat, ini refleks murni refleks," ujarnya.
Dampak kejadian itu, M pun dipecat dari tempatnya di Rumah Sakit Bahagia Makassar yang sebelumnya menjabat sebagai wakil direktur rumah sakit bagian pelayanan medis.
"Secara ikhlas menerima kenyataan ini karena akibat dari perlakuan ini adanya salah. Wajarlah konsekuensi satu kejadian diterima dengan ikhlas," jelasnya.
"Secara ikhlas menerima kenyataan ini karena akibat dari perlakuan ini adanya salah. Wajarlah konsekuensi satu kejadian diterima dengan ikhlas," jelasnya.
Meski demikian, M berharap agar pihak keluarga korban dapat mencabut laporan tersebut dan menyelesaikan kasus itu dengan kekeluargaan.
"Harapannya mencabut laporannya. Bisa damai dan mencabut laporannya," jelasnya. (red.js)
0 Komentar