100 Hektare Lebih Lahan Hutan di Bojonegoro Terbakar

 

Bojonegoro, tjahaytimoer.net –   Selama musim kemarau, lahan hutan yang berada di wilayah Kabupaten Bojonegoro potensi sering terjadi kebakaran. Cuaca yang panas disertai angin kencang membuat bara api cepat menyambar daun-daun dan semak kering.

Sedikitnya sudah ada seluas 100 hektare lebih lahan hutan yang ada di wilayah KPH Bojonegoro terbakar. Ratusan lahan hutan yang terbakar itu selama periode Agustus 2023. Lahan hutan yang terbakar sebagian besar karena sengaja dibakar untuk pembersihan lahan.

ADM KPH Perhutani Bojonegoro Irawan mengatakan, ratusan hektar lahan hutan yang terbakar itu sebagian besar lokasinya berada di lahan bekas tanaman palawija dan semak-semakndibawah tegakan jati yang berada di pinggir jalan.

“Sering kali ada kesengajaan (orang iseng) yang membakar semak dan merambat lebih luas,” ujarnya, Sabtu (26/08/2023).

Irawan menegaskan, penyebab kebakaran hutan jarang sekali tanpa ada kesengajaan, dalam artian membakar sampah dan merembet, membakar bekas tanaman pertanian, maupun dengan sengaja iseng membakar.

“Kita mengidentifikasi sangat kesulitan penyebabnya apa. Tapi kalau di pinggir kawasan atau sanggeman, dari bekas pertanian dibakar,” ujarnya.

Upaya perhutani untuk mengurangi jumlah kebakaran hutan salah satunya dengan pemasangan spanduk larangan pembakaran hutan, melalui kelompok masyarakat yang peduli api yang sudah mendapat pelatihan dan rutin melakukan patroli.

“Jangan membakar kemudian ditinggal, atau dibikin ilaran agar tidak meluas. Meskipun hutan jati tidak akan mati saat ada kebakaran, tapi akan merusak ekosistem hutan,” imbuhnya.

Dari 50.176.000 hektare lahan hutan di wilayah KPH Perhutani Bojonegoro ini, semua titik memiliki kerawanan terjadi kebakaran. Terutama yang berada di kawasan pinggir jalan maupun dibatas yang dikerjakan masyarakat.

“Kalau musim kering ini rawan semua, dengan luasan itu juga susah untuk menjaganya. Tapi paling sering kejadian itu di pinggir jalan arah Kecamatan Bubulan dan Dander. Karena semak belukar, dan musim kemarau sehingga mudah terbakar,” pungkasnya. (red.IY)

Posting Komentar

0 Komentar