Jakarta, tjahayatimoer.net - Harga minyak melanjutkan penguatan pada awal pekan kemarin.Mengutip Reuters harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Oktober diperdagangkan naik US$1,02, atau 1,2 persen ke level US$85,43 per barel. Sementara itu harga minyak Brent untuk kontrak pengiriman September naik 0,7 persen ke level US$85,56 per barel.
Lalu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik US$1,22 atau 1,5 persen ke level US$81,80 per barel.Harga itu merupakan level tertinggi baru tiga bulan. Kenaikan harga minyak awal pekan kemarin juga merupakan kenaikan bulanan tertajam sejak Januari 2022.
Analis menyebut kenaikan harga minyak pada awal pekan kemarin didukung oleh sinyal bakal mengetatnya pasokan global.
Sinyal semakin menguat setelah Arab Saudi diperkirakan akan memperpanjang pengurangan produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bpd) untuk satu bulan lagi termasuk September.
Pemangkasan itu diperkirakan akan mengurangi pasokan minyak dari Arab. Apalagi, produksi minyak Arab Saudi sudah turun 860 ribu barel per hari (bpd) pada Juli.Tak hanya Arab, berdasarkan survei Reuters, total produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga sudah turun 840 ribu barel per hari.
"Harga minyak mentah menyelesaikan bulan yang solid dengan catatan tinggi karena prospek permintaan tetap mengesankan dan tidak ada yang meragukan bahwa OPEC+ akan menjaga pasar ini tetap ketat," kata analis OANDA Edward Moya.
Persediaan minyak yang mulai turun di AS juga turut menopang harga minyak.
"Harga minyak mentah menyelesaikan bulan yang solid dengan catatan tinggi karena prospek permintaan tetap mengesankan dan tidak ada yang meragukan bahwa OPEC+ akan menjaga pasar ini tetap ketat," kata analis OANDA Edward Moya.
Persediaan minyak yang mulai turun di AS juga turut menopang harga minyak.
Selain itu, optimisme pasar bahwa permintaan minyak akan membaik sepanjang sisa tahun ini juga turut menerbangkan harga. (red.js)
0 Komentar