Petani di Sukomoro Resah Sawahnya Kena Patok Proyek Tol Kediri-Kertosono

 


NGANJUK, tjahayatimoer.net - Patol Tol Kediri-Kertosono (Keker) tidak hanya membuat bingung warga dan sekolah. Namun, petani yang sawahnya dipasang patok Tol Keker juga keder. Karena patok berwarna kuning tersebut menjadi tanda tanah tersebut akan kena Tol Keker. Sehingga, mereka harus merelakan lahannya. “Sawah saya juga kena Tol Keker,” ujar Suwondo, salah satu petani sambil menunjukkan patok tol yang menancap di sawahnya kemarin.


Menurut Suwondo, sawahnya tidak terkena tol semuanya. Hanya sekitar enam meter persegi dari sawah seluas 175 ru. Itu yang membuatnya bingung. Karena ganti rugi yang didapat otomatis sedikit. Sedangkan, dampak yang dialami sangat besar.


Menurut Suwondo, jika dibangun tol maka lahan di sekitarnya akan kesulitan mendapatkan air. Padahal, pengairan sangat penting. Ini yang membuat petani di sekitar tol akan kebingungan. “Belum lagi banyak hama seperti tikus,” imbuhnya.


Meski begitu, Suwondo mengaku pasrah. Dia hanya bisa menunggu kepastian pembangunan Tol Keker. Karena sampai kemarin, ganti rugi juga belum diberikan. “Sekarang masih menunggu,” ujarnya.


Sementara itu, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Nganjuk Yery Agung Nugroho melalui Kasi Pengadaan Tanah dan Pengembangan Rijatnoko Wibowo mengatakan, jika Tol Keker di wilayah Nganjuk akan menggusur lahan pertanian. Selain sawah milik warga, sawah milik tanah kas desa juga terkena tol untuk akses menuju Bandara Kediri tersebut.


Terkait keluhan petani, Rijatnoko mengatakan, sebenarnya sudah disampaikan saat sosialisasi sebelum penetapan lokasi (penlok). Kemudian, petani pun sepakat. “Mereka akan mendapatkan ganti rugi berupa uang,” ujarnya.


Sayang, kapan cairnya ganti rugi, Rijatnoko mengaku belum mengetahui. Karena hal itu merupakan kewenangan dari pemerintah pusat. Sebab, proyek Tol Keker adalah salah satu proyek strategis nasional (PSN).(red vv)

Posting Komentar

0 Komentar