Lahat, tjahayatimoer,net -, Persatuan peduli Lingkungan Merapi Bersatu (PPL-MB) yang berdiri sejak tahun 2021 lalu kini dianggap gagal dalam memperjuangkan hak masyarakat terutama Masyarakat merapi,perkumpulan ini awalnya mempunyai niat yang mulya yaitu memperjuangkan hak- hak masyarakat.
Salah satu Anggota merangkap pengurus dalam perkumpulan tersebut mengundurkan diri karena merasa diri nya gagal walaupun sudah berupaya untuk mengakomodir aspirasi masyarakat merapi lahat umum nya,terutama yang terdampak langsung bagi pengguna jalan lintas yang saat ini di selimuti debu batu bara.2.Apr.2023
Hal ini memang sudah ada perusahaan pemegang IUP dan Tranportir dan pemilik jasa jalan dan penampung Stock pile batu bara yang aktif memberikan bantuan dana kompensasi berupa uang dan beras.namun yang di nilai oleh pemerhati peduli lingkungan Bapak Herman ini belum begitu maksimal karena hanya beberapa perusahan yang Beroperasi di Merapi Area belum begitu sebanding dengan apa yang di berikan terhadap masyarakat Merapi yang menjadi korban dari kegiatan aktivitas perusahaan yang menggunakan jalan umum hingga mengakibatkan debu yang selalu meresahkan masyarakat,
"Saat ini hanya segelintir warga yang dapat bantuan itupun warga yang berdomisili rumah nya yang berada di pinggir jalan lintas yang baru memproleh batuan beras lima kilo gram dari perusahaan dan tidak secara langsung hanya melalui Organisasi Masyarakat Lokal,Sementara warga yang berada di Ring 2 (dua )3 (tiga )serta pengguna jalan yang berdebu hanya sebagai penonton saja dan korban dari debu- debu tersebut,
"Herman warga Sengkuang dusun tiga ini yang juga merangkap juga sebagai Sekertaris PPL-MB saat di temui dikediaman nya Minggu 2/4 pagi,mengatakan bahwa kami PPL-MB sudah berjuang sekitar satu tahun lebih dalam penyaluran Bantuan dari tahun 2021 hingga sekarang dari Perusahaan Tambang dan Perusahaan Tranportir juga perusahaan Stok Pile dan Perusahaan pemilik jalan khusus tambang."Rasa nya sudah maksimal dari awal kami berjuang untuk mendapatkan dana kompensasi melalui aksi demo Emak Emak berkali kali akhir di sepakati oleh pemerintah dan DPRD Lahat.serta Gubernur Sumsel dan DPRD Sumsel.disepakati ada 28 Perusahaan yang ada di Kabupaten Lahat ini hanya yang mau berkontribusi waktu itu sekitar 11 perubahan saja,dan itu luar dari kesepakatan dan anehnya seiring waktu berlalu kini tinggal 8 ( delapan )yang masih membantu,dan nilainya bantuan pun bervariasi.
" Dan melihat kondisi dan takut masyarakat salah sangka dan berpikir yg tidak-tidak dan merasa perjuangan kami sia-sia saya pribadi memutuskan untuk mengundurkan diri,
Saat ini pun telah muncul beberapa Ormas(LSM) yang berperan sama seperti PPL-MB.dan ormas-ormas tersebut seakan berebut tue (semua mau jadi ketue dan di depan)
Herman juga mengatakan menurut saya beberapa Ormas Lokal ini bergabung dengan forum kades agar bisa terakomodir semua apa yang di derita masyarakat karena apa yang di derita oleh warga hanya kepala desa la yang tau.ungkap nya.
Lanjut Herman karena Merasa PPL-MB ini dianggap gagal dalam program penyaluran dana kompensasi dari perusahaan batu bara
Saya dengan berat hati mengundurkan diri dari Sekretaris Umum serta dari anggota." Walaupun saya di akte notaris pendirian ada saya sebagai sekretaris.
Nanti surat pengunduran diri saya akan saya layangkan terhadap Ketua.Umum PPL-MB ibu Kartini dan Tembusan nya akan saya kirim juga kepada Penasehat
Bupati Lahat Camat Merapi Timur dan Barat dan seluruh Kepala Desa Merapi
Yang terakhir Perusahaan Batu bara serta Sub kon nya.
Adapun alasan saya mengundurkan diri sebagai anggota dan pengurus PPL-MB tersebut.Saya selama jadi pengurus tidak bisa independen terhadap perusahaan .setiap ada masalah di perusahaan ada masalah dampak lingkungan serta yang lain lain saya terbentur terkait dengan bantuan kompensasi tersebut akhir nya banyak diam,sebagai wartawan saya tidak bisa kontrol sosial jadi saya pilih mundur saja
Mohon kepada masyarakat memaklumi nya.
Ini saran saya kalau warga kompak para ormas dan Kades juga kompak untuk memperjuangkan dampak Debu bara bisa diselesaikan,kalau masyarakat aman
Perusahaan pun lebih tenang dalam menjalankan bisnis nya rakyat merapi merasa tenang.karena program program untuk mengatasi dampak debu bisa kita buat program melalui kumpulan Organisasi kita.
Yang penting bagi ormas ormas lokal ini jangan saling buruk sangka.beepikir lah positif untuk kemajuan Merapi Area
Kalau perusahaan tidak mau mengikuti Program kita sebaik nya kita mintak dengan Pemerintah seperti Gubernur sumsel untuk berlakukan Undang Undang Menerba RI. Inti nya perusahaan tambang yang tidak miliki jalan khusus jangan melewati jalan umum ,ucapnya. (red)
0 Komentar