Jakarta, tjahayatimoer.net - Rencana PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk impor KRL bekas dari Jepang masih menuai penolakan dari sejumlah pihak. Salah satunya, Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade yang secara tegas menolak rencana itu. Bahkan, saat ini dibahas di Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI, Andre emosi hingga menggebrak meja.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Suryawan mengatakan pihaknya membutuhkan kereta tambahan untuk keperluan operasional. Menurutnya, impor bekas ini dapat menjadi salah satu solusi, selain memesan kereta dari PT INKA (Persero).
Lebih lanjut ia menjelaskan, pihaknya baru bisa memenuhi kebutuhan kereta pada 2026 mendatang. Sementara untuk kebutuhan di sebelum waktu tersebut, pihaknya berencana impor sebanyak 10 trainset untuk 2023 dan 19 trainset untuk 2024.
Adapun alasan dari rencana impor ini lantaran sejumlah kereta yang dimilikinya saat ini sudah tidak layak beroperasi per 2023 mendatang. "Usia sarananya pada 2023 dan 2024 mencapai 40 tahun ke atas sehingga ada beberapa yang sudah tidak berjalan," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI bersama PT KAI, Senayan, Jakarta, Senin (27/3/2023).
Vice President Corporate Secretary PT Kereta Commuter Indonesia (KAI) Anne Purba sebelumnya pernah menyebutkan bahwa biaya yang perlu dikucurkan untuk pembelian 10 train set (rangkaian) KRL bekas sebesar Rp 150 miliar.
Sedangkan, untuk pembelian 16 train set baru dari PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA hampir Rp 4 triliun. Sebagai catatan, 1 train set terdiri dari 10 gerbong kereta.
"Walaupun ini tidak Apple to Apple untuk kita bandingkan kereta bekas dan kereta baru. Kalau dari sisi nilainya pasti lebih tinggi, karena saat ini untuk kereta yang 16 train set kita siapkan hampir Rp 4 triliun, sementara untuk 10 pengganti kereta tahun ini kami siapkan Rp 150 miliar, 1 berbanding 20," ujar Anne dalam CNBC Indonesia Profit, Selasa (28/3/2023).
"16 train set baru untuk peningkatan kapasitas akan ditambahkan terus, untuk replacement kereta-kereta yang sudah harus dikonservasi harus ada, supaya tidak mengganggu pelayanan masyarakat untuk menggerakkan ekonomi, khususnya di wilayah Jabodetabek," imbuh dia.
Karenanya KCI berencana impor KRL bekas tersebut adalah sebanyak 10 train set, yang berasal dari Jepang. Impor kereta bekas memang menjadi pilihan utama untuk menggantikan kereta-kereta yang dikonservasi.
Meski begitu, Anne menyampaikan bahwa saat ini KCI juga memiliki opsi lain dengan melakukan upgrade teknologi pada kereta yang akan dikonservasi, hanya saja pilihan tersebut membutuhkan waktu 1-2 tahun untuk pengerjaannya. KAI Commuter juga sudah berdiskusi dengan INKA, Jepang dan Spanyol terkait sharing upgrade teknologi ini.
(red.Df)
0 Komentar