Ponorogo, tjahayatimoer.net - Sebanyak 111 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 300 orang di RT 3 dan RT 4 Dusun Karangsengon, Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon terisolir. Satu-satunya jembatan penghubung ke kampung itu diterjang aliran deras Sungai Dawuan pada Selasa (14/2) dini hari.
Salah satu warga, Muhammad Abadi mengatakan ratusan warga saat ini terisolir. Pasalnya, jembatan sepanjang 11 meter itu putus. Saat kejadian Selasa hingga Rabu (15/2) hujan terus menerus terjadi di kawasan ini."Karena debit air banyak dan mengikis jembatan, akhirnya putus pukul 23.30 WIB," tutur Abadi kepada wartawan, Kamis (16/2/2023).
Jembatan ini, lanjut Abadi, sudah berusia 32 tahun dan belum pernah ada perbaikan sama sekali. Jembatan ini merupakan satu-satunya akses penghubung antara RT 3, 4, dan 5.
Namun warga yang berada di seberang jembatan, RT 3 dan 4 saat ini terisolir dan tidak bisa beraktifitas akibat putusnya jembatan. Seluruh pondasi jembatan hanyut terbawa air.
"Terisolir sepenuhnya, aktivitas warga terganggu termasuk anak anak sekolah yang terpaksa tidak berangkat," imbuh Abadi.
Sementara, Penata Penanggulangan Bencana BPBD Ponorogo Bayu Susanto menerangkan pihaknya bersama warga setempat membangun jembatan darurat.
"Pancang baja bekas jembatan Broto, Slahung dibawa ke sini untuk jembatan darurat. Karena ini urgent," jelas Bayu.
Sebab, untuk mempermudah aktifitas warga baik ekonomi, sekolah maupun kesehatan membutuhkan keberadaan jembatan. Pun juga sejumlah kendaraan di Dusun Karangsengon ini butuh dievakuasi.
"Paling tidak dua hari ke depan jembatan bisa dilintasi warga sementara waktu," papar Bayu.
Untuk kebutuhan logistik warga, kata Bayu, BPBD sudah memberikan bantuan makanan siap saji juga dibantu makanan dari Dinas Sosial Ponorogo.
"Kita juga sudah mengirimkan bantuan makanan siap saji juga untuk yang terisolasi ditambah juga dari Dinas Sosial (Dinsos)," pungkas Bayu.
(red.Df)
0 Komentar