Washington DC, tjahayatimoer.net - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan ingin berbicara dengan Presiden China Xi Jinping untuk membahas insiden balon mata-mata Beijing yang ditembak jatuh awal bulan ini. Namun, Biden menegaskan tidak akan meminta maaf kepada Xi karena AS menembak jatuh balon China itu.
Seperti dilansir Associated Press dan CNN, Jumat (17/2/2023), Biden menyampaikan pernyataan resmi pertamanya kepada publik, pada Kamis (16/2) waktu setempat, membahas objek-objek terbang yang ditembak jatuh AS beberapa waktu terakhir, termasuk balon mata-mata China.Dalam pidatonya di Gedung Putih, Biden menjelaskan keputusannya dalam memerintahkan ditembak jatuhnya balon mata-mata China, yang disebutnya sebagai 'balon pengintaian di ketinggian tinggi yang terkait dengan militer China'.
Biden juga menyatakan keinginannya untuk membahas lebih lanjut soal insiden itu dengan Presiden Xi. Namun dia juga menegaskan tidak akan meminta maaf atas ditembak jatuhnya balon mata-mata China itu.
"Saya berharap untuk berbicara dengan Presiden Xi, dan saya harap kita akan mendapatkan kejelasan soal masalah ini. Tapi saya tidak akan meminta maaf karena telah menembak jatuh balon itu," ucap Biden dalam pidatonya.
Lebih lanjut, Biden menyatakan Washington akan terus menjalin komunikasi dengan Beijing soal masalah tersebut. Dia juga menegaskan bahwa AS tidak ingin memicu konflik lebih lanjut dengan China.
"Sekarang, kami juga akan terus terlibat dengan China, seperti yang telah kami lakukan dalam dua pekan terakhir. Seperti yang telah saya katakan sejak awal pemerintahan saya, kami mencari persaingan, bukan konflik, dengan China. Kami tidak mencari Perang Dingin yang baru," jelas Biden dalam pidatonya.
"Tapi saya tidak meminta maaf -- saya tidak meminta maaf, dan kami akan bersaing. Dan kami akan secara bertanggung jawab mengelola persaingan itu sehingga tidak mengarah ke konflik," cetusnya.
"Episode ini menggarisbawahi pentingnya menjaga jalur komunikasi terbuka antara para diplomat dan profesional militer kita. Para diplomat kami akan terlibat lebih jauh, dan saya akan tetap berkomunikasi dengan Presiden Xi," ucap Biden.
Dalam pidatonya, Biden juga membela keputusannya menunggu beberapa hari sebelum memberikan perintah menembak jatuh balon mata-mata China. Ditegaskan Biden bahwa dirinya memberikan lampu hijau untuk militer AS menembak jatuh balon mata-mata itu 'segera setelah dirasa aman untuk melakukannya'.
Sejumlah politisi Washington, terutama dari Partai Republik, sebelumnya mengkritik Biden yang dianggap lamban dalam memberikan perintah menembak jatuh balon mata-mata China yang terbang selama beberapa hari di wilayah udara AS.
"Militer menyarankan untuk tidak menembak jatuh di atas daratan karena ukurannya yang besar. Itu seukuran beberapa bus sekolah dan menimbulkan risiko bagi orang-orang di daratan jika ditembak jatuh di mana orang-orang tinggal," tutur Biden dalam pidatonya.
"Sebaliknya, kami melacaknya secara cermat, kami menganalisis kemampuannya, dan kami mempelajari lebih banyak soal bagaimana itu beroperasi. Dan karena kami mengetahui jalurnya, kami mampu melindungi situs-situs sensitif dari aktivitas pengumpulan (intelijen)," jelasnya.
"Kami menunggu hingga aman di atas perairan, yang tidak hanya akan melindungi warga sipil, tapi juga memungkinkan kami mendapatkan komponen-komponen penting untuk analisis lebih lanjut," imbuh Biden.
Ditegaskan juga oleh Biden bahwa menembak jatuh balon mata-mata China itu telah memberikan pesan yang jelas.
"Pesan yang jelas bahwa pelanggaran terhadap kedaulatan kami tidak bisa diterima. Kami akan bertindak untuk melindungi negara kami, dan kami telah melakukannya," tegas Biden dalam pidatonya.(red.Df)
0 Komentar