Jokowi Antisipasi Kenaikan Harga Beras di Indonesia, Jokowi 'Mau Tidak Mau Harus (Impor)'.

   


Surabaya,  tjahayatimoer.net - Impor beras masih harus dilakukan karena stok beras di Tanah Air menipis. Itu seperti yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

"(Soal impor beras) tanya ke Bulog, secara nasional kita butuh. Karena, stoknya dari Bulog tipis," kata Jokowi usai mengecek ketersediaan sembako di PD Pasar Wonokromo, Surabaya, Sabtu (18/2/2023).

Jokowi memastikan stok beras di Bulog masih jauh dari angka permintaan pasar. Maka dari itu, langkah impor dilakukan untuk memenuhi stok beras.

"Stoknya minimal 1,2 juta, kemarin pada level 600. Jadi, mau tidak mau harus (impor)," ujarnya.

Jika tak impor, Jokowi khawatir akan terjadi kenaikan harga. "Ya harus lihat stoknya, kalau kurang harus ditambah, kalau tidak harga naik," tuturnya.

Saat mengunjungi Pasar Wonokromo, Jokowi mengecek stok hingga harga beras. Menurut Jokowi, harga beras di Pasar Wonokromo cenderung stabil.

"Saya mengecek barang yang sangat penting yang namanya beras. Maka, operasi dari Bulog sudah sampai ke warung, pasar-pasar, saya lihat sudah dan harganya baik tadi. Rp 44.000 untuk 5 kilo. Artinya, harga di bawah 9.000," kata Jokowi.

Jokowi mendukung upaya Bulog untuk melakukan operasi beras murah di sejumlah pasar di Indonesia. Begitu juga di Jatim.

"Sejak 5 hari yang lalu, operasi beras dan Bulog sudah mulai, meskipun belum semua daerah, tapi di sini sudah," tuturnya

Sementara seorang pedagang di Pasar Wonokromo, Umiratul Khalifah mengatakan seharusnya pemerintah dapat memenuhi kebutuhan beras murah untuk pasar. Menurutnya, operasi pasar beras murah yang kerap diadakan Pemprov Jatim dengan menggandeng Bulog sejak awal Februari 2023, belum memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar.

"Kalau pas operasi pasar, harga beras medium pas operasi pasar dijual Rp 46.000 per kemasan 5 kilogram (Rp 9.200 per kilogram), terus kita nggak boleh beli banyak, cuma 2 sak," kata wanita yang akrab disapa Bu Umi itu kepada Wartawan.

Sementara, harga selama operasi pasar di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, Rp 9.450 per kilogram. Meski begitu, ia mengeluhkan hanya dijatah mendapatkan 2 sak kemasan 5 kilogram saja.

(red.Df)

Posting Komentar

0 Komentar