Harga Minyak Bervariasi Pada Akhir Tahun Perdagangan

 
   

JAKARTA, tjahayatimoer.net - Harga minyak bervariasi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Hal ini pulih dari level terendah hampir tiga minggu ketika para pedagang menunggu keputusan kebijakan penting dari pertemuan dua Federal Reserve dan data terbaru persediaan bahan bakar AS.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret terangkat 97 sen,atau 1,25%, menjadi menetap di 78,87 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret yang berakhir Selasa (31/1/2023) merosot 41 sen atau 0,48%, menjadi ditutup pada 84,49 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Lebih banyak volatilitas pada hari jatuh tempo membuat kontrak bulan depan di bawah tekanan karena pedagang menutup posisi, kata analis Mizuho Robert Yawger.

Sementara itu, kontrak Brent untuk pengiriman April yang lebih aktif menetap di 85,46 dolar AS per barel, naik 96 sen atau 1,0%.

Di sisi lain, harga minyak mentah juga didukung oleh dolar AS yang lebih lemah, kata analis UBS Giovanni Staunovo. Hal ini membuat minyak mentah berdenominasi dolar lebih murah bagi pembeli asing.

Indeks dolar berbalik negatif setelah data AS menunjukkan biaya tenaga kerja meningkat pada laju paling lambat dalam satu tahun pada kuartal keempat, karena pertumbuhan upah melambat, memperkuat ekspektasi Fed memperlambat kenaikan suku bunga.

Para i​​nvestor memperkirakan Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Rabu waktu setempat, diikuti dengan kenaikan setengah poin persentase oleh Bank Sentral Inggris (BoE) dan Bank Sentral Eropa (ECB) pada hari berikutnya.

"Hambatan dihasilkan oleh sentimen pasar yang umumnya negatif menjelang serangkaian pertemuan bank-bank sentral minggu ini dan oleh ekspor minyak Rusia yang terus-menerus tinggi," Carsten Fritsch, analis energi di Commerzbank Research, mengatakan dalam sebuah catatan Selasa (31/1/2023).

The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin ketika menyelesaikan pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu waktu setempat, diikuti Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Inggris akan bertemu pada Kamis (2/1/2023) yang diperkirakan masing-masing menaikkan suku bunga 50 basis poin.

Badan Informasi Energi AS akan merilis laporan status perminyakan mingguannya pada Rabu waktu setempat.

(red.Df)

Posting Komentar

0 Komentar