Hadapi Inflasi 2023: Ini Komentar Jokowi, Luhut, Sri Mulyani hingga Gubernur BI

   


Jakarta, tjahayatimoer.net - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan akan memberikan insentif hingga Rp 15 miliar kepada pemerintah daerah yang berhasil menjaga tingkat inflasi. Ia mengatakan hal tersebut di Medan, Sumatera Utara pada Kamis, 9 Februari lalu.


Presiden Joko Widodo atau Jokowi menargetkan inflasi akan tetap terjaga di kisaran 3,3 persen pada 2023. Menurut dia, kebijakan APBN akan tetap diarahkan untuk mengantisipasi tekanan inflasi dari eksternal.


"Terutama inflasi energi dan pangan," kata Jokowi dalam Penyampaian RUU APBN Tahun Anggaran 2023 berserta Nota Keuangan di Senayan, Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2022.


Tak hanya dari Jokowi, kata inflasi sering diucapkan oleh pejabat negara lain.


Sri Mulyani

Awal tahun ini, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, berkata bahwa tahun 2023 merupakan tahun ujian bagi perekonomian global, termasuk Indonesia. “Karena ini akan menjadi ujian yang sangat berat bagi kita semua menghadapi tahun 2023,” ujar Sri Mulyani di konferensi pers Indonesia Stock Exchange pada Senin, 2 Januari 2023.


Ujian tersebut berupa inflasi global, pencegahan resesi, dan pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. Ia berharap seluruh pemangku kepentingan, khususnya Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), untuk bekerja sama menjaga stabilitas ekonomi nasional.


Luhut Binsar Pandjaitan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan bahwa tingginya angka inflasi Indonesia disebabkan oleh kenaikan harga kelompok pangan. Menurutnya, harga kelompok pangan yang memengaruhi khususnya adalah harga bawang merah, cabai rawit, dan cabai merah. Padahal, masih menurut Luhut, inflasi pokok Indonesia hanya 2,84 persen.


“Kita ini kampungan juga sebenarnya. Kenapa inflasi jadi 4,94 ya itu karena harga bawang merah, cabai rawit, cabai merah, itu yang memengaruhi inflasi kita ini,” ucap Luhut di Universitas Hasanuddin, Makassar pada Jumat, 19 Agustus 2022.


Airlangga Hartarto

Pada 17 Januari lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, berkata bahwa ia optimis target inflasi dari APBN 3 lebih kurang 1 persen atau 3,6 persen tercapai.


“Dari Bloomberg melihat Indonesia kemungkinan 4,2 persen di atas asumsi APBN, namun berbagai proyeksi lembaga lain memperkirakan inflasi Indonesia antara 3,5 sampai 5,1 persen,” ucap Airlangga di Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda, Bogor.


Perry Warjiyo

Masih di rapat yang sama dengan Luhut, Gubernur BI Perry Warjiyo, memprediksi bahwa inflasi pada paruh pertama tahun ini masih akan tinggi. “Di paruh pertama tahun ini inflasi, khususnya untuk pangan masih tinggi, beserta inflasi harga-harga yang diatur pemerintah (administered prices), sehingga perlu dikendalikan," ucap Perry. (Red.Df)

Posting Komentar

0 Komentar