Blitar, tjahayatimoer.net - Wali Kota Blitar Santoso buka suara terkait penangkapan eks Wali Kota Blitar Samanhudi. Santoso tetap tenang merespons dendam Samanhudi yang terlibat dalam perampokan rumah dinasnya. Dia tak mau memperuncing konflik politik di Kota Blitar.
Awalnya Santoso berterima kasih kepada polisi yang telah berkeja keras mengungkap kasus perampokan rumdinnya. Dia juga berharap suasana Kota Blitar tetap kondusif pascapenangkapan Samanhudi.
"Terima kasih kepada Polda Jatim, yang penting kita tetap jaga kondusivitas Kota Blitar lebih-lebih jelang Pileg, Pilkada, maupun Pilpres 2024. Saya berharap Kota Biltar tetap aman dan kondusif," kata Santoso kepada wartawan selepas acara wisuda UNU di Puri Perdana Hotel, Blitar, Sabtu (28/1).
Santoso percaya penanganan kasus perampokan tersebut ditangani secara profesional. Saat ini masih ada 2 orang pelaku yang masih dikejar polisi.
"Peristiwa yang menimpa saya sudah ditangani dengan profesional dalam hal ini Polda, melalui Dirkrimum, maupun Kapolres Blitar dan jajarannya setapak demi setapak menguak peristiwa yang kami alami. Kami bersabar, 2 pelaku masih dikejar. Identitasnya udah diketahui tapi kami tunggu, semoga segera terkuak," tambahnya.
Disinggung soal hubungannya dengan Samanhudi, Santoso menjawab tak ada masalah. Santoso mengaku menghargai Samanhudi. Ia juga selalu menghargai Samanhudi sejak masih di DPRD hingga menjadi Wali Kota Blitar.
"Oh baik. Jadi, saya selama ini apapun bentuknya saya tetap menghargai beliau. Ketika beliau menjadi wali kota saya menjadi wakilnya. Ketika beliau di dewan, saya menjadi sekwannya (sekretaris dewan)," imbuh Santoso.
Lalu bagaimana pendapat Santoso saat mengetahui ada campur tangan Samanhudi dalam kasus perampokan disertai penyekapan yang dialaminya? Santoso mengaku menyerahkan semuanya kepada polisi.
"Saya tidak bisa (mengungkapkan), karena semua sudah diatur melalui mekanisme hukum yang berlaku. Semua saya serahkan ke Polda Jatim," kata Santoso.
Saat ditanya apakah pilkada tahun 2015-2019 itu memicu perampokan rumah dinas pada Senin 12 Desember 2022. Dirinya juga mengaku dalam sebuah kompetisi menang dan kalah merupakan hal yang wajar.
"Oh tidak, saya tidak pernah berpikir seperti itu. Dalam kompetisi menang dan kalah hal yang wajar. Kalaupun waktu itu saya kalah, saya terima. Itu adalah proses, pada kenyataannya sudah diputuskan dalam hasil pilkada," tegasnya.
Santoso sendiri mengaku belum pernah bertemu dengan Samanhudi sejak 3 bulan setelah bebas dari penjara. Ia beralasan kesibukan yang belum bisa menemuinya. Meski demikian ia mengaku tetap menghormati seniornya itu.
"Jadi karena kesibukan saya padat, memang saya belum pernah ketemu (Samanhudi). Tapi saya tetap positive thinking bahwa beliau tetap mantan atasan saya yang tetap kita hormati," ujar Santoso.
"Tetap baik, saya tetap anggap beliau senior saya. Tadi sudah saya katakan. Masih tetap saya hargai," tandas Santoso.(red.Df)
0 Komentar