Surabaya, tjahayatimoer.net - Menjelang sidang perdana kasus Tragedi Kanjuruhan ratusan personel gabungan kepolisian disiagakan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Apel pagi gabungan personel telah dilakukan.
Sidang perdana kasus Tragedi Kanjuruhan diperkirakan berlangsung pukul 10.00 WIB di Ruang Sidang Cakra PN Surabaya. Pantauan awak media, hingga saat ini kelima terdakwa belum hadir di lokasi.
Ada 5 terdakwa yang akan menjalani sidang Tragedi Kanjuruhan. Mereka adalah Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris, Security Officer Suko Sutrisno, Danki 3 Brimob Polda Jatim AKP Has Darmawan, Kabagops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, dan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmad. Sidang akan digelar secara online
Terlihat ratusan personel gabungan melakukan apel pagi untuk pengamanan jalannya sidang. Apel pengamanan gabungan ini diikuti satuan gabungan. Baik satuan tertutup maupun terbuka dan sejumlah petugas Damkar Surabaya.
Di luar PN Surabaya sejumlah personel polisi melakukan pengaturan lalin. Rekayasa lalu lintas disiapkan bila terjadi aksi unjuk rasa dan lain sebagainya.
Informasi yang didapat awak media selama berlangsungnya sidang pengamanan ekstra ketat akan dilakukan sejak dari Rutan Polda hingga PN Surabaya.
Sementara itu, di pagar PN Surabaya terpasang spanduk bertulisan tangan 'Tolak Arema di Surabaya'. Tidak tertulis dengan jelas siapa yang membuat dan memasangnya.
Tidak hanya itu di salah satu sudut tembok pagar PN Surabaya itu juga sudah tertempel pamflet bertuliskan 'Tak Ada Sempak Bola Sebanding Profokasi. Turun Lapangan #bubarkanarema'.Siapa yang menempelkan pamflet ini juga belum jelas dari pihak mana.
Seluruh persiapan sidang sudah dilakukan sejak jauh hari. Mulai materi persidangan hingga pengamanan sidang. Keamanan menjadi salah satu perhatian seluruh petugas keamanan Surabaya karena sidang ini akan menjadi perhatian nasional, bahkan internasional.
Sejak awal, suporter Arema FC diminta untuk tidak datang ke Surabaya. Mereka yang boleh mengikuti sidang adalah perwakilan korban. Hal itu menuai protes dari Aremania. Sebagian dari mereka berusaha untuk tetap berangkat. Aremania ingin sidang itu bisa dipantau, terlebih lagi PN Surabaya melarang sidang disiarkan secara live.
Sebanyak 800 personel disiagakan sejak pagi. Jumlahnya bisa bertambah jika ada potensi kerawanan keamanan.
"Kami siapkan 1.800 atau 3.600 personel kalau rawan. Sementara, 800 dulu," kata Kabag Ops Polrestabes Surabaya AKBP Toni Kasmiri, Jumat (13/1/2023).
Ratusan personel itu akan dibagi ke tiga titik atau tiga ring. Mulai di dalam hingga luar PN Surabaya.
"Di PN dibagi 3 ring, 1 ABC, 2 ABC, dan jalur escape, termasuk ring 3 halaman luar," tambah Toni.
Pengamanan sidang iintak main-main. Polisi bahkan sudah melakukan gladi bersih. Ratusan personel dari Sabhara, Brimob, hingga Reskrim mengikuti gladi bersih itu. Termasuk juga dengan mempersiapkan kendaraan kendaraan taktis (rantis) mulai barakuda, watercannon, hingga mobil patroli.
Toni berharap, masyarakat, Aremania, serta Bonek untuk mempercayakan pada proses hukum yang berlaku. Ia mengimbau agar tak ada aksi unjuk rasa selama proses sidang digelar.
"Tidak usah aksi unjuk rasa atau provokasi atau terprovokasi, karena kita juga jelang Piala Dunia (U-20) jadi sorotan untuk Surabaya. Polrestabes tidak memberi izin aksi unjuk rasa Aremania karena ada penolakan Bonek. Kalau ada uneg-uneg, silakan disampaikan, jangan unjuk rasa," tandas Toni.(red.Df)
0 Komentar