Petani Bawang Merah di Madiun Gagal Panen Akibat Hujan Setiap Harinya.

 



MADIUN, tjahayatimoer.net – Musim panen bawang merah di Kabupaten Madiun kali ini belum memuaskan. Pasalnya, hasilnya tidak sesuai harapan. ‘’Hanya bagus separo. Separo lainnya gagal panen. Bahkan yang seharusnya dapat 5 kuintal, hanya panen 85 kilogram,’’ kata Izampiono, salah seorang petani di Desa Nglandung, Geger, Minggu (1/1).

Menurut Izam, gagal panen tersebut dipicu curah hujan tinggi. Sehingga, tanaman rawan terserang penyakit dan tanah yang terlalu dingin. Bahkan, beberapa lahannya ada yang diserang jamur dan ambles karena hujan. ‘’Dari 0,21 hektare biasanya dapat 1,3 ton. Sekarang hanya enam kuintal,’’ ujarnya.

Padahal, saat musim hujan biaya perawatan lebih tinggi. Sebab, perlu memberi obat lebih sering dan untuk mencegah hama dan virus tanaman. Belum lagi, penggunaan pupuk kebanyakan nonsubsidi. ‘’Biayanya membengkak kalau musim penghujan. Untuk bibit kami buat sendiri, sebab kalau beli bisa jadi hanya balik modal,’’ terangnya.

Menurut dia, kondisi seperti ini hampir dialami semua petani bawang merah. Alhasil, ada kemungkinan produksi dan stok bawang merah di pasar akan menurun. Sedangkan harga masih standar Rp 20.000 per kilogram dari petani. ‘’Mungkin harga akan naik bulan kedua nanti. Karena banyak petani di Bojonegoro dan Nganjuk yang libur tanam sebab tanah terlalu dingin,’’ jelasnya. 

(hum.ry)

Posting Komentar

0 Komentar