Jakarta,tjahayatimoer.net - Perusahaan teknologi melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap ribuan karyawannya awal tahun ini. Beberapa di antaranya adalah Amazon, Cripto.com, Coinbase, Microsoft, dan yang terakhir adalah raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Google.
Pengamat Ekonomi Digital dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai kebijakan PHK, terutama yang dilakukan perusahaan teknologi, masih akan berlanjut. Hal tersebut, kata dia, seiring dengan kenaikan suku bungan The Fed yang agresif.
“THE FED juga tidak ada niatan menurunkan suku bungan acuannya,” ujar dia kepada Tempo pada Sabtu, 21 Januari 2023.
Saat pandemi Covid-19, kata Nailul, investasi di sektor digital sangat besar, dan menjadikannya sebagai salah satu sektor potensial untuk berinvestasi. Namun, ketika The Fed menaikkan suku bunga, langsung jatuh.
Akibatnya, harga saham beberapa perusahaan teknologi anjlok. “Mereka harus bertahan dengan melakukan efisiensi, salah satunya melalui PHK,” tutur Nailul.
Nailul menilai, PHK yang dilakukan perusahaan-perusahaan besar itu bisa disebut sebagai salah satu bentuk pelambatan ekonomi global. Penyebabnya adalah inflasi global yang relatif tinggi. “Inflasi tinggi ini direspon dengan kenaikan suku bunga acuan bank sentral. Dampaknya investasi turun,” ucap dia.
Menurut Nailul, penyebab PHK yang dilakukan perusahaan besar di sektor teknologi itu salah satu faktornya adalah karena kenaikan suku bunga The Fed yang sangat agresif dalam setahun terakhir. Kenaikan suku bunga ini menjadikan investasi semakin menurun, salah satunya di sektor digital.
“Kalau naiknya dari di bawah 1 persen jadi 4 persen lebih ya tentu besar dampaknya. Tidak ada dana yang masuk jadinya ya pekerja dikorbankan mas,” kata dia.
Google melakukan PHK terhadap 12.000 karyawannya pada Jumat kemarin, 20 Januari 2023. CEO Google Sundar Pichai mengatakan bahwa dirinya sangat menyesal kepada pekerja yang akan diberhentikan. "Ini adalah keputusan yang sulit untuk mempersiapkan masa depan," ujar dia dalam email yang dikirimkan kepada karyawan yang terkena PHK pada Jumat, 20 Januari 2023.
Perusahaan lainnya adalah e-commerce asal Amerika Serikat Amazon, yang dikabarkan akan melakukan PHK terhadap 18.000 karyawannya. Chief Executive Officer Amazon, Andy Jassy, sebelumnya mengumumkan langkah tersebut dalam sebuah memo kepada karyawan pada awal Januari 2023. Pemangkasan akan menyasar pada sebagian besar divisi ritel Amazon dan SDM seperti perekrutan.
Sementara Crypto.com mengumumkan akan ada pemangkasan 20 persen terhadap karyawannya. Dilansir dari TechCrunch, perusahaan asal Singapura tersebut mengumumkan PHK ini pada 13 Januari 2023. Jika saat ini Cyrpto.com mempunyai 2.450 karyawan, artinya 490 karyawan akan diberhentikan.
Coinbase Global Inc juga menghapus 60 posisi saat pasar cryptocurrency merosot. Coinbase pada bulan Juni akan memberhentikan 18 persen dari tenaga kerjanya, atau sekitar 1.200 karyawan.
Dan Microsoft, salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia telah mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10.000 karyawannya. Dalam memo internal, CEO Microsoft, Satya Nadella, mengatakan pihaknya akan terus berinvestasi di area strategis untuk masa depan Microsoft. Dalam memo tersebut, PHK ini merupakan pilihan tersulit selama 47 tahun Microsoft berdiri.
(red.la)
0 Komentar