Penemuan Prasasti Baru, Tertulis Nama patih Baru Majapahit.

   


Surabaya,  tjahayatimoer.net - Sebuah prasasti ditemukan di sekitar gerbang Tol Pakis, Desa Ampeldento, Kecamatan Pakis, Malang pada 22 November 2022 lalu. Prasasti Ampeldento itu menguak temuan mencengangkan. Di prasasti itu termuat nama patih baru Majapahit.


Dalam prasasti itu tertera nama Mpu Glen. Tak ada dalam catatan sejarah sebelumnya maupun prasasti-prasasti sebelumnya soal sosok Mpu Glen. Mpu Glen diduga punya hubungan erat dengan Raja Kertanegara, sang penguasa terakhir Singhasari atau Kerajaan Tumapel.

Prasasti Ampeldento hanya memuat tiga baris kalimat dalam aksara kuno. Prasasti Ampeldento diduga peninggalan Kerajaan Majapahit yang dibuat pada abad 14 Masehi sesuai dengan angka tahun yang tertulis dalam prasasti yaitu 1271 saka atau 1349 masehi.

"Kita punya tiga baris yang kita warisi. Akan tetapi memiliki informasi penting dan bermanfaat untuk penulisan sejarah kuno di Indonesia. Prasasti ini ditemukan warga di dekat makam umum Desa Ampeldento, Pakis," ujar Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Komda Jawa Timur, Ismail Lutfi kepada awak media, Senin (23/1/2023).

Isamil tertarik dengan tulisan nama Raja Kertanegara di dalam prasasti tersebut. Raja terakhir Tumapel itu disebut menetapkan sebuah sima yang terus dilestarikan oleh patih bernama Mpu Glen hingga di masa pertengahan Kerajaan Majapahit.

"Ada hal penting dalam prasasti ini, ada dugaan pada masa Kertanegara ada penetapan suatu tanah perdikan atau sima dan kemudian tanah perdikan itu terus dilestarikan pada masa Majapahit. Khususnya pada saat Mpu Glen ini memegang sebagai patih di Kerajaan Majapahit," terangnya.

Menurut Lutfi, perlu penelusuran lagi tentang hubungan antara Raja Kertanegara dengan Mpu Glen sebagai patih di Kerajaan Majapahit. Ia menduga keduanya mempunyai hubungan erat.

"Sangat mungkin (bahwa Mpu Glen keturunan Raja Kertanegara), karena ada prasasti yang mirip seperti ini. Yakni prasasti Gajah Mada yang ditemukan di Singosari (Malang) bahwa pada saat Gajah Mada menerbitkan prasastinya itu, dia mengawali dengan tahun kematian dari Kertanegara. Seolah-olah dia ingin menunjukkan klaim bahwa memiliki hubungan dengan raja terakhir Tumapel itu," ujar Lutfi.

Prasasti Tumapel ditemukan warga Desa Ampeldento di dekat area pemakaman umum. Lokasi penemuan itu memang masih berada di sekitar gerbang tol Pakis, Kabupaten Malang.

Lutfi menyebut pada paleografi atau gaya tulisan aksara pada prasasti Ampeldento dapat diyakini bahwa prasasti itu dibuat pada era abad 14 sampai 15 Masehi.

"Dan juga dari sisi paleografi atau langgam aksaranya sudah pada periode 14 sampai 15 Masehi. Juga ada aksara Bhatara yang umumnya muncul pada periode Tumapel dan kemudian menyambung ke periode Majapahit," kata dosen sejarah Universitas Negeri Malang ini.

Berikut isi lengkap potongan prasasti Ampeldento beserta terjemahannya:

Alih aksara

"..... Bhatara Sri Krtanagara // i saka 1271 samangkana_atatya dinadyaken de santana pra-(t) isantana sang _1___patih makamanggalya rakryan apatih Mpu Glen."

Terjemahan

"... Mendiang Sri Kertanagara // Pada tahun Saka 1271 saat itulah dengan sesungguhnya ditetapkan oleh para anggota keluarga (bangsawan) .... Patih sebagai yang utama adalah Rakryan Apatih (bernama) Mpu Glen."

(red.Df)

Posting Komentar

0 Komentar