Makam Mahasiswa Unhas Dibongkar Polisi , Pihak Keluarga Minta Lakukan Autopsi

 

Maros , tjahayatimoer.net - Makam mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas), Virendy Marjefy (19) dibongkar polisi usai pihak keluarga meminta melakukan autopsi. Makam Virendy yang meninggal pada saat mengikuti Diksar Mapala Unhas itu dibongkar hari ini.

"Iya gali kubur untuk autopsi. Pembongkaran hari ini," ujar Kasat Reskrim Polres Maros Iptu Slamet kepada awak media , Kamis (26/1/2023).

Menurut Slamet, pihak keluarga mencurigai kematian korban tidak wajar.

"Pihak keluarga menduga (kematian) tidak wajar, makanya minta diautopsi," kata Slamet.

Slamet mengatakan proses autopsi baru saja selesai. Jenazah disemayamkan kembali.

Virendy meninggal dunia di lokasi diksar di Kabupaten Maros pada Jumat (13/1) malam. Jasad korban baru dapat dievakuasi ke rumah sakit (RS) Grestelina Makassar pada Sabtu (14/1).

Ketua Mapala 09 Fakultas Teknik Unhas, Ibrahim menyebut korban sempat mengeluh kelelahan. Hal tersebut disampaikan korban ke panitia saat sedang perjalanan pada malam hari.

"Ya untuk kronologinya itu pada tanggal 13 kemarin malam sekitar pukul 20.40 almarhum itu dia mengeluh kecapean terus dia sementara terus berjalan dia duduk terus dia bilang kak capek saya capek," ujar Ibrahim kepada wartawan, Sabtu malam (14/1).

Mendengar keluhan korban, panitia kemudian memberikan waktu istirahat kepada korban dan sejumlah makanan. Setelah itu, korban kembali melanjutkan perjalanan namun sangat lambat.

"Makanya dari panitia kan sudah diwanti-wanti jangan sampai ada kenapa-kenapa jadi panitia langsung ke depan dikasih air minum dikasih snack-snack, setelah itu ditanya Viren oke mi? Setelah itu lanjut lagi tetapi jalannya makin lambat, makin lambat itu tiba di sekitar jam 10 malam almarhum ini sudah halusinasi kalau ditanya A dia jawab B, begitu terus kayak sembarang dia bilang," jelas Ibrahim.
Menurut Ibrahim, saat itu kondisi tubuh korban tidak demam. Korban disebutnya hanya mengeluh kelelahan.

"Kalau pada saat itu tidak demam. Memang dia mengeluh kecapean," sebutnya.

Panitia pun memutuskan untuk mengevakuasi korban dan mencari pertolongan medis setelah korban dua kali tumbang. Namun kondisi dan jarak lokasi Diksar yang jauh dari jalan umum membuat korban meninggal di perjalanan saat dievakuasi.

"Sebelumnya itu di pukul 22.00 Wita korban itu oleng terus halusinasi terus tumbang. Dia sempat tumbang terus kami dari panitia untuk kasih kembali kesadarannya dia masih sempat duduk pada saat itu.

"Setelah dia pingsan, masih sempat duduk untuk cerita lagi masih ada kesadaran untuk berkomunikasi. Korban meninggal saat dievakuasi ke bawah," imbuh Ibrahim.

(red.la)

Posting Komentar

0 Komentar