Jokowi Terpesona Dengan Kreasi Hadrah Nusantara, Dan Ikuti Gerakan Tari Santri.

 



BANYUWANGI, tjahayatimoer.net – Ribuan orang memadati Stadion Diponegoro tadi malam (9/1). Mereka menghadiri Festival Tradisi Islam Nusantara (FTIN) dalam rangka menyongsong Satu Abad NU. Presiden RI Joko Widodo ikut hadir di tengah-tengah ribuan jemaah yang memadati stadion kebanggaan warga Banyuwangi tersebut.

Festival diisi dengan berbagai pertunjukan kolosal. Di antaranya Lalaran Alfiyah Kolosal yang melibatkan lebih dari 500 santri dari beberapa ponpes yang ada di Banyuwangi. Tradisi menghafal nadzam ilmu nahwu tersebut dilantunkan secara artistik dengan sentuhan berbagai budaya nusantara.

Selain itu, ditampilkan Kreasi Hadrah Nusantara. Tampilan spektakuler ini diikuti oleh 300 penabuh rebana dan 500 penari yang membawakan ragam tari daerah berbasis Islam di nusantara. Tarian itu diiringi lantunan selawat yang ditutup dengan lagu Tanah Airku.

Berbagai tampilan yang disajikan mengundang decak kagum penonton. Bahkan, Presiden Jokowi sampai beberapa kali ikut menggerakkan tangan mengikuti lantunan suara para penampil.

Rois Aam PBNU KH Miftakhul Ahyar menilai Festival Tradisi Islam Nusantara menjadi bagian dari penyempurna amanat besar yang disampaikan kepada umat. Apa yang disajikan di festival ini adalah bagian dari Islam nusantara. Islam menunjukkan bagaimana sebuah ajaran yang rahmatan lil alamin. ”Festival ini mengajarkan bagaimana Islam yang membina, bukan menghina. Islam yang mengajak bukan mengejek, Islam yang selalu memberi jalan keluar,” ucapnya.


Dia pun berdoa agar FTIN bisa menjadi kegiatan yang menjadi kebanggaan para ulama dan Rasulullah serta mendapat rida dari Allah dalam pelaksanaannya. ”Islam yang dibawa Rasulullah adalah penyempurnaan dari ajaran-ajaran sebelumnya, festival menunjukkan bagian dari ajaran Islam yang selama ini terlupakan,” ujar KH Miftachul Akhyar.

Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf dalam sambutannya mengatakan, pernyataan tegas Presiden Jokowi yang menyebutkan Islam di Indonesia adalah Islam Nusantara menjadi gaung yang luar biasa jelang seabad berdirinya NU. Tak hanya bagi NU di dalam negeri, namun juga bagi seluruh umat Islam di dunia. Peradaban Islam di Indonesia dinilai layak diteladani. ”Bukan hanya pernyataan itu yang kemudian menjadi penetralisasi simpul-simpul pengganggu dari berbagai pihak. Tapi juga langkah nyata Presiden Jokowi dengan membubarkan kelompok yang berpotensi pengganggu Islam nusantara,” tegasnya.

Ketua Steering Comitee (SC) Satu Abad NU Erick Tohir  mengatakan, ada sembilan program utama dalam rangkaian kegiatan memperingati Satu Abad NU. Tiga program sudah dilaksanakan sangat baik. Yaitu, NU Women Festival pada 15 Oktober 2022 di Jakarta, Religion Twenty 1–4 Desember 2022 di Nusa Dua Bali, NU Tech 19 Desember 2022 di Malang, dan FTIN di Banyuwangi. ”Festival ini sebagai wujud kiprah NU tidak hanya menebarkan Islam, tapi juga membangun peradaban, termasuk dengan jalan kebudayaan. Kita berharap kegiatan ini menjadi suluh bagi generasi penerus NU dan nanti sekaligus menjadi penuntun menuju kemaslahatan umat,” kata Erick yang juga Menteri BUMN.

FTIN digelar di Banyuwangi karena tuan rumah ini memiliki aspek historis. Ini menjadi pertimbangan agar festival berjalan lancar di Banyuwangi. Selain FTIN, masih ada program-program lain dalam peringatan Satu Abad NU. Di antaranya Porseni NU di Solo tanggal 15–22 November, NU Festival, anugerah tokoh NU pada 31 Januari dengan melibatkan media agar bisa tersiarkan di seluruh Indonesia. Selanjutnya, Muktamar Internasional Fiqih Peradaban awal Februari. Puncak peringatan Satu Abad NU tanggal 7 Januari akan dilangsungkan di Stadion Gelora Delta Sidoarjo. ”Kami ucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak Presiden. Kami berharap Bapak Presiden bisa hadir di acara-acara berikutnya,” harap Erick.

Selanjutnya, FTIN ditutup dengan konser Shalawat bersama Habib Syech bin Abdul Qodir As-Segaf. Acara penutup sudah ditunggu ribuan syechermania yang sejak siang hari sudah menyemut di sekitar Stadion Diponegoro.

FTIN dihadiri sejumlah tokoh penting. Ada Rois Aam PBNU Miftakhul Akhyar, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, Menko Polhukam Mahfud MD, Ketua SC FTIN yang juga Menteri BUMN Erick Thohir, Mensesneg Pramono Anung, Menpan-RB yang juga Ketua Panitia FTIN Abdullah Azwar Anas, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Ketua Panitia Peringatan Satu Abad NU Yeni Wahid, dan Habib Syech Abdul Qodir Assegaf. (hum.ry)

Posting Komentar

0 Komentar