Jakarta, Tjahayatimoer.net - Dalam beberapa kesempatan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan masyarakat bahwa saat ini ada kegentingan global karena ancaman resesi yang dirasakan seluruh negara, tak terkecuali Indonesia.
Kegentingan itu muncul karena munculnya ancaman dan risiko yang membayangi dunia saat ini. Beberapa ancaman tersebut meliputi resesi global, resesi keuangan, krisis pangan, krisis energi yang diikuti situasi dampak perang dan inflasi yang terus meninggi.
"Kita merasa normal-normal saja, padahal keadaan semua negara, termasuk Indonesia itu berada pada kegentingan global," kata Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional dan Musyawarah Dewan Partai Bulan Bintang di Jakarta kemarin, Rabu, 11 Januari 2023.
Jokowi menilai ramalan dana moneter internasional (IMF) yang mengatakan bahwa sepertiga dunia bakal jatuh ke jurang resesi, patut untuk dicermati. Ramalan tersebut adalah yang terbesar dalam dua dekade terakhir.
Sehari sebelumnya, saat berpidato di hari ulang tahun ke-50 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada 10 Januari 2023 juga mengingatkan adanya ancaman resesi.
Di hadapan ribuan kader PDIP, Jokowi menyebut tahun 2022 merupakan tahun yang penuh dengan turbulensi ekonomi. Lalu pada 2023, kondisinya, menurut Jokowi, akan lebih sulit dihitung dan diprediksi.
"Tahun 2022 kemarin adalah tahun yang sangat sulit, bagi dunia maupun bagi seluruh negara. Tapi kita sepertinya tidak merasakan, karena ekonomi kita memang masih tumbuh dalam posisi yang normal," ujar Jokowi.
Ancaman resesi global juga disampaikan Jokowi di awal tahun 2023. "Ya kita berharap Indonesia tidak terkena imbas resesi global," kata Jokowi saat ditanya mengenai resolusi 2023 di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin, 2 Januari 2023.
Jokowi melihat 2023 sebagai tahun ujian. Dia ingin tahun baru menjadi momentum Indonesia lepas dari krisis global. Jokowi berharap Indonesia tidak terkena imbas resesi global.
"Kalau melihat secara global, tahun 2022 adalah tahun turbulensi. Tahun 2023 ini adalah tahun ujian. Kalau kita bisa melewati turbulensi kemarin di 2022, kita harapkan di tahun 2023 ini kalau bisa lewati, insyaallah di tahun 2024 akan lebih mudah bagi pertumbuhan ekonomi kita," ujar dia.
Jokowi berharap angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 lebih baik dari tahun sebelumnya. Dia berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 berada di atas 5 persen.
Bukan untuk Menakuti
Meski beberapa kali mengingatkan adanya resesi global yang bisa berdampak pada Indonesia, Jokowi mengatakan bukan untuk menakut-nakuti masyarakat. Hal itu disampaikan lebih sebagai peringatan bersama agar bisa menghadapi kegentingan global yang mengancam.
"Sekali lagi semuanya harus merasakan, memiliki feeling yang sama bahwa kegentingan global ini mengancam semua negara," tutur Jokowi.
Meski di tengan ancaman resesi, Jokowi tetap optimistis Indonesia bisa keluar dari krisis ini seperti halnya dulu saat krisis moneter 1997-1998. Buktinya, Jokowi menyebut Indonesia belum meminta bantuan Dana Moneter Internasional atau IMF.
Padahal, menurut Jokowi, saat ini sudah ada 16 negara yang menjadi pasien IMF karena kondisi ekonomi negara yang ambruk. Selain itu, Jokowi menyebut ada 36 negara mengantre di depan pintu IMF karena juga tidak memiliki kekuatan ekonomi di dalam negerinya.
"Untuk negara-negara yang tidak terkena resesi ratusan juta penduduk akan merasakan sedang dalam keadaan resesi," kata Jokowi, masih dalam sambutanya pada HUT ke-50 PDIP.
Indonesia, kata Jokowi, harus siap dengan berbagai kebijakan antisipasi, baik pemerintah pusat maupun daerah. Sehingga beban yang dirasakan masyarakat nantinya tidak terlampau besar.
"Saya tidak menakut-nakuti tapi, kita semua harus hati-hati dan waspada. Jangan keliru kebijakan sehingga membawa kita pada sebuah kekeliruan besar itu harus kita jaga bersama," papar Jokowi.
(hum.ry)
0 Komentar