MADIUN, tjahayatimoer.net – Harga sejumlah bahan pokok di pasaran Kota Madiun mengalami kenaikan pada Desember tahun lalu bersamaan momen libur Natal dan tahun baru (Nataru) lalu. Kondisi itu memicu kenaikan inflasi.
Catatan badan pusat statistik (BPS) setempat, inflasi pada Desember 2022 lalu sebesar 0,58 persen. Besaran itu naik 0,40 persen dibanding November. Namun, masih di bawah angka melampaui angka Jawa Timur (0,60 persen) maupun asional (0,66 persen).
‘’Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, inflasi tertinggi terjadi pada September pasca kenaikan harga BBM,’’ kata BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny, Rabu (4/1).
Dwi memerinci, terdapat 11 kelompok pengeluaran yang memengaruhi kenaikan inflasi kali ini. Di antaranya, makanan, minuman, dan tembakau (1,93 persen), transportasi (0,47 persen), serta perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,25 persen).
Di sisi lain, lanjut dia, dua kelompok pengeluaran justru mengalami deflasi. Yakni, perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,06 persen) serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,01 persen).
Dia menyebutkan, telur ayam ras menyumbang inflasi tertinggi Desember 2022 lalu. Yakni, sebesar 0,11 persen. Disusul beras (0,08 persen), cabai rawit (0,06 persen), tomat (0,04 persen), dan bayam (0,02 persen). ‘’Sudah lazim terjadi saat Nataru (Natal dan tahun baru, Red) harga bahan pokok naik,’’ ujarnya.
Dwi menambahkan, inflasi Kota Madiun Desember 2022 menempati urutan ketiga terbawah di Jawa Timur. Sedangkan inflasi Sumenep menjadi yang tertinggi (1,13 persen). ‘’Paling rendah Jember, yaitu 0,57 persen,’’ pungkasnya.
(hum.ry)
0 Komentar