Dijanjikan Kerja di Australia dengan Gaji Tinggi, Pria di Jombang Tertipu Puluhan Juta

 



Jombang, tjahayatimoer.net – Sejumlah orang mendatangi rumah AS (60) di Desa Mojoduwur Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang Jawa Timur, Senin (2/1/2022). Kedatangan mereka untuk meminta uang yang dibawa oleh wanita desa setempat itu. Pasalnya, sejumlah orang yang datang tersebut dijanjikan bisa berangkat ke Australia untuk bekerja dengan gaji tinggi.

Namun mereka harus membayar uang puluhan juta kepada AS. Janjinya, mereka diberangkatkan ke negeri kanguru itu pada Juni 2022. Namun hingga memasuki 2023 ini janji tersebut tinggal janji. Bahkan AS tidak kelihatan batang hidungnya. Rumahnya terkunci rapat.

Salah satu orang yang mendatangi rumah AS adalah Muhammad Taufiki (26), warga Jombang. Awalnya dia bertemu dengan keponakan AS yang bernama Y. Taufik kemudian menayakan soal ada atau tidaknya lowongan kerja di luar negeri. Singkat cerita, korban kemudian bertemu AS. Dari situlah Taufik diberi penjelasan panjang lebar tentang peluang bekerja di Australia.

Sebagai awalan, Taufik diminta untuk membayar uang Rp 25 juta. Alasannya, uang tersebut digunakan untuk mengurus surat-surat. Korban yang memang ingin bekerja di luar negeri menyanggupinya. Taufik mengirim uang itu melalui rekening milik AS. “Pembayaran pertama pada Juni 2022. Saya transfer Rp 25 juta,” kata Taufik sembari menunjukkan bukti transfer itu.

Beberapa hari kemudian Taufik kembali diminta membayar uang untuk mengusrus visa, jumlahnya Rp 45 juta. Uang tersebut dibayar ketika visa sudah selesai. Nah, pada Juli 2022, visa dan tiket milik Taufik sudah jadi. Dia kemudian kembali mengirimkan uang ke AS uang sebesar Rp 45 juta. Namun ironis, belakangan diketahui bahwa tiket dan visa tersebut diduga palsu.


“Janjinya pemberangkatan ke Australia pada Juli 2022. Tapi sampai sekarang tidak diberangkatkan. Kami kemudian meminta uang tersebut dikenmbalikan. Tapi upaya tersebut tidak berhasil. AS menghilang. Rumahnya dikunci. Yang tertipu bukan hanya saya, tapi ada 32 orang. Awalnya semua ditampung di rumah AS. Tapi sekarang sudah pulang semua,” kata Taufik.


Korban bukan hanya dari Jombang, tapi juga dari wilayah lain. Adalah Kacung (47), warga Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan. Kacung mendapatkan informasi dari temannya tentang adanya lowongan kerja di Australia. Nah, sebagai perantaranya adalah AS warga Mojoduwur. Kacung tertarik. Dia mendaftar bersama tiga temannya.

Oleh AS, masing-masing diminta membayar biaya awal sebesar Rp 7 juta. Rinciannya, Rp 4 juta untuk sertifikat keahlian Bahasa Inggris, sedangkan sisanya untuk sertifikat pertanian. Kepada para korban AS menjanjikan mereka berangkat pada bulan Juni 2022.


“Kami dijanjikan bekerja di sektor perkebunan. Gajinya antara Rp 50 hingga 60 juta. Untuk biaya pemberangkatan termasuk visa, kami diminta membayar Rp 65 juta. Saya masih membayar Rp 10 juta. Sisanya saya jaminkan sertifikat tanah. Ternyata pada Juni 2022 tidak jadi berangkat, bahkan sampai sekarang,” ujar Kacung.


Kacung bersama korban lainnya setiap satu minggu sekali mendatangi rumah AS di Desa Mojoduwur. Tujuannya, untuk menagih uang yang sudah masuk ke rekening AS. Namun hingga tahun berganti, Kacung dkk tidak pernah bisa ditemui. “Korban mencapai 32 orang. Kalau ditotal, kerugiannya Rp 1,8 miliar,” lanjutnya.


Kacung mengungkapkan bahwa korban sudah melaporkan permasalahan tersebut ke polisi, yakni tiga minggu lalu. Namun hingga saat ini belum ada perkembangan signifikan. “Kami sudah lapor ke polisi. Agar ada efek jera bagi pelaku. Juga agar tidak ada korban lebih banyak lagi,” pungkasnya.(hum.aw) 

Posting Komentar

0 Komentar