KEDIRI, Tjahayatimoer.net – Perangai buruk Kris, 16, berakibat fatal. Pemuda asal Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kota Kediri itu harus mendekam di tahanan Polsek Kediri Kota. Sebab, dia nekat menembak Wahono, 42, dan Putrawan Renaldhi, 22, menggunakan senapan angin hingga keduanya terluka.
Informasi yang dihimpun koran ini menyebutkan, penembakan terjadi sekitar pukul 03.30 Minggu (08/1) pagi. Aksi nekat itu dilakukan Kris yang dini hari itu mendatangi angkringan milik Wahono di Jl Teuku Umar gang KH Abdul Gani, Kelurahan Ngadirejo, Kota Kediri. “Saat itu korban (Wahono, Red) sedang tertidur dengan posisi miring menghadap ke barat,” kata Kapolsek Kediri Kota Kompol Mustakim.
Lebih jauh Mustakim menjelaskan, saat Kris datang ke angkringan Wahono, di sana ada Arifin, 26, salah satu pegawai yang sedang bersiap menutup angkringan. Saat itu dia melihat Kris membawa pisau yang ditempelkan ke leher Wahono. “Melihat hal tersebut, saksi ini (Arifin, Red) sempat menegurnya,” lanjut Mustakim.
Rupanya, upaya penyayatan itu bukan satu-satunya tindakan kriminal Kris. Sebelumnya dia sudah menembakkan senapan angin ke perut Wahono. Hanya saja, saat itu senapan itu tidak ada isi pelurunya. Sehingga, hanya meninggalkan bekas warna merah saja.
Tepergok melakukan aksi kekerasan, Kris langsung melarikan diri. Bukannya kapok. Dia justru bersembunyi untuk melakukan tindakan kekerasan lainnya. Bak koboi, Kris yang sudah mengisi senapan angin dengan peluru lantas kembali ke dekat angkringan Wahono.
Dari jarak sekitar 15 meter, dia menembak Putrawan yang sebelumnya ikut mengejar Kris. Dari tiga peluru yang dilepaskan, dua di antaranya mengenai perut pemuda asal Jl Teuku Umar, Kelurahan Ngadirejo tersebut.
Putrawan yang terluka lantas dibawa ke RS Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan. Perwakilan warga lantas melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kediri Kota. Selang 30 menit kemudian, pelaku ditangkap polisi. “Langsung diamankan di Polsek Kediri Kota,” tandas Mustakim.
Apa yang membuat Kris berbuat nekat? Mustakim tidak membeber secara detail. Meski demikian, dia menduga ada unsur dendam yang melatarbelakanginya. Di tahap penyidikan, polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Yaitu, sebilah pisau dan satu unit senapan angin.
Sumber koran ini lainnya menuturkan, Kris dikenal memiliki kepribadian yang mudah marah. Ketidakmampuannya mengendalikan emosi membuat dia tidak bisa lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kris dikeluarkan karena hendak menusuk kepala sekolah. Dia tidak terima dilerai saat sedang bertengkar dengan temannya.
Setelah dikeluarkan, anak pertama dari empat bersaudara ini bekerja serabutan. Temperamen buruknya itu juga membuatnya sering gonti-ganti pekerjaan. Terakhir dia bekerja di angkringan milik Wahono.
Apa yang membuat Kris berbuat nekat? Mustakim tidak membeber secara detail. Meski demikian, dia menduga ada unsur dendam yang melatarbelakanginya. Di tahap penyidikan, polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Yaitu, sebilah pisau dan satu unit senapan angin.
Kris dikenal memiliki kepribadian yang mudah marah. Ketidakmampuannya mengendalikan emosi membuat dia tidak bisa lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kris dikeluarkan karena hendak menusuk kepala sekolah. Dia tidak terima dilerai saat sedang bertengkar dengan temannya.
Setelah dikeluarkan, anak pertama dari empat bersaudara ini bekerja serabutan. Temperamen buruknya itu juga membuatnya sering gonti-ganti pekerjaan. Terakhir dia bekerja di angkringan milik Wahono.
(hum.ry)
0 Komentar