Bandara Kediri Menargetkan Agustus Bandara Sudah Jadi !






KEDIRI, Tjahayatimoer.net Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengemukakan, bahwa “Dhoho International Airport” harus rampung Agustus tahun depan (2023). Pada saat itu, kata dia, harus sudah ada pesawat yang landing di bandara tersebut.

Berarti, nggak sampai satu tahun dari saat ini, semua bangunan dan fasilitas bandara baru yang dibangun Gudang Garam itu harus selesai. Berarti, berbagai akses jalan yang terhubung dengan bandara, juga harus selesai? Berarti, tol Kertosono – Kediri, dan tol Kediri – Tulungagung juga harus selesai? Bisa jadi gara-gara ini, Mas Bup (sapaan akrab Bupati Kediri Hanindhito) bakal luar biasa sibuk dalam beberapa bulan ke depan.

Dhoho International Airport (DIA) di Kabupaten Kediri, jika nanti benar-benar beroperasi, akan menjadi bandara bersejarah di Indonesia. Sebab, ini adalah bandara pertama di Indonesia yang dibangun dengan pembiayaan swasta murni. Tanpa menggunakan dana negara (APBN). Dengan menggunakan skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Bada Usaha). Disebut KPBU unsolicited, karena diprakarsai oleh badan usaha, dalam hal ini PT Gudang Garam Tbk. Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam sebuah kesempatan menyebut, itu adalah KPBU unsolicited pertama di Indonesia.

Bahkan, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengharapkan bandara di Kediri itu bisa dimanfaatkan untuk pemberangkatan umroh dan haji. Sebab, dari sisi runway, panjangnya sudah sangat memenuhi syarat, yakni 3.300 meter. Jika Menhub sudah berbicara seperti itu, proses perizinan dan lain-lain agar bandara itu bisa menjadi embarkasi untuk umroh dan haji, bisa jadi bakal lancar. Dengan demikian, ini akan semakin mempermudah dan mempercepat para jamaah haji dan umroh yang berasal dari wilayah Mataraman (Jatim bagian Selatan).

Berarti, tinggal tergantung pihak Gudang Garam-nya sebagai “pemilik” dan “pengelola” dari bandara tersebut. Yang jelas, dari sisi pembiayaan, tampaknya tidak akan menjadi kendala.

Merujuk laporan Kementerian Perhubungan, total investasi untuk bandara baru di Kediri itu mencapai Rp 10,8 Triliun. Kabarnya, uang itu sudah disiapkan oleh Gudang Garam.  Uang tersebut penggelontorannya terbagi menjadi tiga tahap. Pada tahap pertama, investasinya Rp 6,6 Triliun. Pada pembangunan tahap kedua, investasinya Rp 1,2 Triliun. Dan di tahap ketiga,  Rp 3 Triliun.

Meski dibangun dan dikembangkan secara bertahap, bandara di Kediri itu nantinya diproyeksikan tetap akan melayani penumpang sejak proses pembangunan tahap pertama dinyatakan rampung. Pada tahap pertama itu, bandara Kediri diprediksi akan menampung 1,5 juta penumpang per tahun. Pada pengembangan tahap kedua, mampu menampung hingga 4,5 juta penumpang per tahun. Selanjutnya akan meningkat menjadi 10 juta penumpang per tahun pada proses pembangunan tahap ketiga.

, jika bandara Kediri tak sampai setahun bakal beroperasi, sudah siapkah kita menyongsong era baru di Kediri Raya pasca-beroperasinya bandara baru? Dari sisi pariwisata, apa alasan para wisatawan datang jauh-jauh ke Kediri? Apa saja obyek wisata yang bisa dijual di Kediri Raya?

Ada dua hal yang bisa kita siapkan: Pertama, revitalisasi tempat-tempat wisata alam yang sudah ada. Perbaiki. Permak. Sempurnakan. Kedua, dorong dan rangsang para aktivis pokdarwis (kelompok sadar wisata) untuk bikin wisata buatan, sekaligus bikin event-event unik dan menarik.  Bikin event sebanyak-banyaknya. Minimal sebulan satu event. Semakin banyak event, maka akan berpeluang besar event-event itu menarik perhatian wisatawan.

Jika wisatawan banyak yang datang ke Kediri Raya, maka otomatis hotel-hotel pun bakal semakin banyak dibangun. Kediri Raya bisa mencontoh Banyuwangi. Di sana, setiap bulan selalu ada event, yang di-create bersama antara Pemkab Banyuwangi dan para aktivis dan kelompok-kelompok masyarakat.

Saya selalu mengatakan, jika kelak bandara baru di Kediri beroperasi, itu sama halnya dengan mulai terbukanya “kotak Pandora”. Jika sudah terbuka maka perubahan bakal terjadi secara eksponensial. Sebagai tuan rumah bandara, Kediri Raya harus bisa mendapatkan banyak manfaatnya. Jangan hanya dapat asap knalpot mobilnya saja. Artinya, orang hanya lewat atau berlalu-lalang saja di Kediri Raya. Atau, Kediri hanya dijadikan transit saja. Jangan sampai ini terjadi. 

(hum.ry)

Posting Komentar

0 Komentar