KEDIRI, Tjahayatimoer.net -Marsiana Kasiatun, 62, harus mengungsi ke rumah tetangganya sejak Senin (9/1) malam lalu. Pasalnya, rumah mereka di Jl Inspeksi Brantas, Kelurahan/Kecamatan Mojoroto hangus terbakar akibat korsleting. Tak hanya mengancam nyawa, barang berharga yang bisa diselamatkan hanyalah surat tanah.
Kebakaran terjadi sekitar pukul 21.00. Api diketahui pertama kali muncul dari bagian kamar depan. Saat itu Siska, 12, salah satu cucu Kasiatun tengah mengisi batrei ponselnya. “Waktu cucunya mengecas HP, tiba-tiba muncul percikan api dari colokannya,” kata Kepala UPT Pemadam Kebakaran Kota Kediri Fanni Eryanto.
Siska yang saat itu bersama temannya langsung berlari ke luar rumah. Demikian pula dua cucu Kasiatun lainnya. Mereka berteriak meminta tolong kepada warga.
Hanya dalam hitungan detik, warga dari gang 6 dan 7 Kelurahan Mojoroto langsung berhamburan ke lokasi. Kasiatun yang berada di dalam kamar langsung jadi sasaran evakuasi. Lansia yang kesulitan berjalan itu dituntun keluar untuk bisa menjauh dari amukan si jago merah.
Banyaknya barang yang mudah terbakar, membuat api dengan cepat menyebar ke seluruh bagian rumah seluas 14 ru itu. Apalagi, sebagian tembok rumah Kasiatun masih terbuat dari anyaman bambu. Di sana juga banyak kayu-kayu tua.
Hanya dalam hitungan menit, api langsung menyebar ke seluruh bagian rumah. Nyaris tidak ada barang berharga yang bisa diselamatkan. “Yang bisa diselamatkan hanya surat tanah,” sambung Siswandi, warga setempat.
Pria yang juga tetangga Kasiatun itu termasuk salah satu orang yang ikut panik saat si jago merah mengamuk. Warga langsung mengambil peralatan seadanya untuk bisa memadamkan api. Mulai timba, bak, hingga selang digunakan secara bersamaan.
Pemadaman secara manual itu sempat terkendala karena air untuk memadamkan api diambil dari gang 7. “(Pengambilan air, Red) untuk memadamkan api kami lakukan secara estafet, sayangnya api semakin membesar,” tutur Siswandi.
Selama proses pemadaman kebakaran, sedikitnya ada 12 rumah di sekitar lokasi ikut terdampak pemadaman listrik. Hingga pukul 10.00 kemarin, tegangan belum bisa stabil. “Untuk menanak nasi di magic com saja nggak kuat. Padahal kulkas, tv, dan alat lainnya sudah dilepas,” keluh Siswandi.
Sementara itu, pemadaman api di rumah Kasiatun baru berjalan cepat setelah tiga unit mobil PMK tiba di lokasi. Sayangnya, si jago merah sudah melalap seluruh bagian rumah. Hanya sebagian tembok saja yang terselamatkan.
Meski tak ada korban jiwa, kerugian akibat musibah tersebut mencapai Rp 100 juta. Sembari menunggu perbaikan rumah, Kasiatun dan 3 cucunya mengungsi di rumah tetangganya. Kemarin mereka ganti menempati warung kosong di depan rumahnya untuk untuk sementara.
(hum.ry)
0 Komentar