Tim Liga 3 Pasuruan-Probolinggo Kecewa Karena Kompetisi Tak Jadi Digelar.

 


PASURUAN, Tjahayatimoer.net (14/12/2022)  – Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jatim sudah memutuskan untuk tidak memutar kompetisi Liga 3. Keputusan yang dinilai merugikan bagi tim-tim Liga 3 di Pasuruan dan Probolinggo. Jelas tim-tim dirugikan karena mereka sudah mengeluarkan biaya yang tak sedikit.

Seperti yang diungkapkan HM Irsyad Yusuf, manajer Persekabpas. Dia juga sepakat bahwa peniadaan kompetisi Liga 3 ini merugikan Persekabpas. Tak terkecuali manajemen. Sebab sudah ratusan juta rupiah yang dikeluarkan manajemen untuk membentuk tim Persekabpas.

“Kalau dihitung-hitung kira-kira sudah seperempat miliar rupiah. Jumlah itu untuk membayar gaji pemain, pelatih dan ofisial. Tentu saja makanan dan penginapan juga termasuk,” beber Bupati Pasuruan tersebut.

Persekabpas sendiri sejatinya sudah siap berkompetisi. Bahkan manajemen sudah mulai membentuk kerangka tim sejak awal Juli. Mulai dari proses seleksi hingga mengerucutkan para pemain yang hendak didaftarkan untuk mengikuti kompetisi.

Ini juga belum termasuk akomodasi Persekabpas selama persiapan. Sebab sedikitnya sudah lebih dari 10 kali tim berjuluk Laskar Sakera tersebut, menggelar uji coba. Baik uji tanding di Pasuruan hingga keluar Pasuruan.

Meski begitu, Irsyad Yusuf juga tak kuasa menolak dengan peniadaan kompetisi. Dia yakin ada hikmah yang tersembunyi dengan peniadaan kompetisi ini. “Apalagi sangkut pautnya kan regulasi ya. Terutama untuk keamanan saat menggelar laga di stadion,” beber Irsyad yang sampai kemarin masih di Wakatobi, Sulawesi Tenggara tersebut.

Meski harus mengeluarkan duit yang tak sedikit, kata Irsyad, sebagai manajer dia tidak mempersoalkan itu. Sebab Persekabpas sejak awal memang tidak memakai anggaran dari APBD. “Sehingga tidak ada uang rakyat yang terpakai. Kalau dibilang rugi, manajemen ya pasti rugi. Tapi kami yakin suatu saat kompetisi bisa bergulir,” beber Irsyad Yusuf.

Selain Persekabpas, tim Liga 3 yang merasa dirugikan adalah Pasuruan United. Tim baru yang terbentuk di 2022 setelah mengakuisisi tim AfA Syailendra. Sebagai tim baru, jelas tim membutuhkan biaya besar untuk segala persiapan.

“Rugi uang, rugi waktu dan tentu saja rugi tenaga,” beber Suryono Pane, owner Pasuruan United.

Sama seperti Persekabpas, Pasuruan United juga dibentuk sejak awal Juli lalu. Semenjak itu, manajemen merekrut sejumlah pelatih dan ofisial sembari melakukan seleksi pemain. Nah, selama proses seleksi ini, manajemen harus mengeluarkan kocek untuk mendatangkan maupun menyeleksi pemain.

Sebabnya, para pemain yang diseleksi tak hanya dari Pasuruan. Tetapi dari seluruh Indonesia. “Begitu kami cocok, tentu kami kontrak dan mereka menerima gaji tiap bulan,” beber Suryono Pane. Bahkan manajemen sampai bulan ini, masih memberi gaji ke mereka.

Berapa uang untuk gaji pemain dan ofisial per bulan? Suryono tidak merinci detail. Namun menurut pria yang seharinya lawyer tersebut, rata-rata sekitar seratus juta yang dikeluarkan untuk menggaji para pemain, pelatih dan ofisial. Selain itu manajemen juga mengeluarkan rata-rata Rp 50 juta untuk makan dan mess para pemain.

“Itu belum termasuk uang yang kami keluarkan saat Pasuruan United melakukan uji coba. Tim kami sendiri sudah lebih dari 20 kali melakukan uji coba. Termasuk beberapa kali melakukan uji coba dengan tim Liga 1 dan 2,” beber Suryono Pane.

Hingga saat tragedi Kanjuruhan terjadi, manajemen sebenarnya sudah mulai berfirasat bahwa kompetisi bakal berhenti. Saat itu, manajemen sempat memutuskan libur latihan, namun gaji pemain tetap dibayar. “Sampai akhirnya keluar keputusan ini (peniadaan kompetisi, red),” beber Suryono Pane.

Atas penundaan tersebut, Persekabpas maupun Pasuruan United jelas akan membubarkan tim. Kedua tim ini juga hanya bisa wait and see untuk menatap musim baru.

“Tidak ada prediksi yang bisa kami tebak. Yang jelas, komposisi pemain yang sudah kami bentuk, usianya adalah generasi emas. Musim depan, hampir 70 persen pemain kami usianya sudah masuk senior. Tidak semudah itu untuk menyiapkan seleksi untuk musim depan. Tapi berkaca dari ini, mungkin untuk musim depan, kami harus singkat melakukan persiapan. Mungkin mendekati kompetisi digelar, manajemen kan membentuk tim,” beber Suryono Pane.

Sementara itu, asosiasi kota (Askot) PSSI Probolinggo, langsung memutar rencana. Skuadra Persipro 54 yang sudah terbentuk, tak langsung dibubarkan. Tetapi para pemain disiapkan untuk mengisi skuad sepak bola untuk ajang Porprov VIII.

Ketua Askot PSSI Probolinggo Eko Purwanto saat dikonfirmasi mengatakan, sebelum adanya keputusan Liga 3 Jatim batal digelar, askot mendapat surat bahwa Liga 3 Jawa Timur kembali digelar. Persipro 54 sepakat untuk ikut serta mendaftarkan diri.

“Namun setelah memutuskan ikut, beberapa hari kemudian Asprov PSSI Jatim memutuskan untuk tidak menggelar Liga 3. Diprediksi batal digelarnya Liga 3 karena menghitung jumlah klub yang ikut sedikit. Sebab mayoritas klub Liga 3 menggunakan dana APBD. Sementara Liga 3 jatim direncanakan dilakukan Februari. Artinya dana dari APBD tidak bisa digunakan,” kata Eko, Selasa (13/12) siang.

Pria yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Kota Probolinggo itu menambahkan, terkait anggaran, sesuai rencana anggaran biaya (RAB) dari pengurus sebelumnya yakni Rp 250 juta. Anggaran itu sudah digunakan, baik untuk seleksi pemain, uji coba, makanan dan minuman ketika pemain di mess. Termasuk gaji pemain selama tiga bulan.

“Jadi, jika seandainya Liga 3 Jawa Timur tetap digelar Januari-Februari, maka Persipro 54 tetap ikut dengan menggunakan dana talangan terlebih dahulu. Sayangnya, keputusan terbaru, Liga 3 ditiadakan. Tentunya ini juga menjadi beban bagi pemain,” terangnya.

Kendati demikian, Askot PSSI Probolinggo malam ini akan menggelar rapat koordinasi guna menindaklanjuti keputusan terbaru tersebut. Yang jelas, askot akan fokus pada persiapan Porprov. Untuk Porprov sendiri, ada sekitar 12 pemain Persipro 54 yang bisa mengisi skuad sepak bola untuk mewakili Kota Probolinggo.

“Karena memang selain sebagian besar skuad Persipro 54 ini merupakan pemain lokal. Beberapa pemain Persipro 54 juga dipersipakan untuk skuad sepak bola di ajang Porprov,” imbuh Eko.

Terpisah, pelatih Persipro 54 Ahmad Junaidi mengatakan, untuk skuad Persipro 54 sudah dibubarkan sementara. Mereka bisa kembali dikumpulkan jika Liga 3 musim baru dimulai. Namun itu jika dia masih dipercaya untuk menukangi Laskar Minak Djinggo.

Nantinya dia akan tetap melakukan seleksi untuk mengisi skuad. Pasalnya ada beberapa pemain yang umurnya lebih, sehingga secara regulasi tidak dapat dimainkan.

“Mengingat beberapa pemain umurnya sudah lebih. Namun demikian ada sekitar 8 atau 12 pemain yang dapat mengisi skuad di ajang Porprov,” tandasnya. (hum.ry)

Posting Komentar

0 Komentar