JAWATIMUR, Tjahayatimoer.net (19/12/2022) – Natal dan tahun baru (Nataru) termasuk momen yang ditunggu operator telekomunikasi. Mereka memperkirakan ada kenaikan kinerja, terutama traffic data. Bahkan, kondisi tersebut bisa bertahan di atas rata-rata selama enam bulan ke depan.
Head of Region East Java & Bali Nusra Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Soejanto Prasetya mengatakan, momen Nataru tahun ini memang cukup penting. Sebab, masyarakat punya akses untuk melakukan liburan. Ditambah dengan digitalisasi berbagai aspek, penggunaan data telekomunikasi bakal meroket.
“Proyeksi kenaikan traffic tahun lalu sebenarnya 30 persen. Tapi, dengan populasi pengguna kami yang sudah mencapai 100 juta jiwa, kami merasa bahwa lonjakan di beberapa wilayah akhir tahun ini bisa naik hingga 50 persen,” ujarnya di Surabaya kemarin.
Salah satu isu yang diperhatikan adalah pergeseran traffic data. Dia menyebutkan, fokus kali ini memang untuk wilayah wisata seperti Bali dan Nusra.
Selain itu, juga memperhatikan kawasan yang biasa menjadi tujuan pulang kampung. Karena itu, kota tier 2 juga harus diperhatikan.
Di Jatim seperti Madiun, Pacitan, Tulungagung, Jember, dan Madura diperkirakan bakal terjadi lonjakan. Kenaikan itu didominasi oleh traffic data.
"Tak bisa ditampik, fitur telepon atau pesan singkat memang menurun. Sebab, semua sudah bisa dilakukan dengan layanan data,” paparnya.
Selain Nataru, Soejanto mengatakan, IOH juga bakal mempertahankan keandalan jaringan selama enam bulan ke depan. Pasalnya, libur panjang bakal menumpuk pada semester I 2023. Mulai Imlek hingga puasa dan Lebaran berlangsung dalam periode tersebut.
Sementara itu, Regional Head Smartfren North East Java Yulianto mengatakan, sejarah kenaikan traffic selama Nataru biasanya sekitar 7–10 persen. Tren tersebut juga bertahan bahkan selama pandemi.
"Kami sendiri fokus ke tujuan wisata, juga pusat perbelanjaan. Karena itu, kami ingin meningkatkan kapasitas, baik outdoor maupun indoor,” ujarnya.
Selama enam bulan ke depan, perseroan bakal menambah jaringan BTS baru sekitar 15–30 persen. Khususnya, daerah-daerah tier 2.
(hum.ry)
0 Komentar