KNKT Khawatir Terhadap Bus Pariwisata Karena Beberapa Kali Terjadi Kecelakaan Itu Karena Pengemudinya Tidak Bisa Menguasai Kendaraan Dengan Sistem Rem Yang Berbeda.

 


MOJOKERTO, Tjahayatimoer.net (17/1/2022) – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) ikut urun rembuk terkait persiapan angkutan menghadapi libur Natal dan tahun baru (Nataru). Salah satu yang disorot adalah bus wisata, yang hampir pasti ramai pesanan selama libur Nataru.

Moda transportasi tersebut kerap dicarter demi pelesir wisata. Senior Investigator KNKT Achmad Wildan mengungkapkan, sopir bus wisata berbeda dengan sopir bus antarkota antarprovinsi (AKAP). Ada sejumlah pengemudinya yang tidak begitu memahami dengan bus yang dibawa. Misalnya, terkait sistem rem.

"Beberapa kali terjadi kecelakaan itu karena pengemudinya tidak bisa membawa kendaraan dengan sistem rem yang berbeda,” ujar Achmad Wildan kemarin (16/12).

Selain itu, faktor kelelahan sopir bus wisata harus diwaspadai. Karena berkejaran dengan jadwal, banyak di antara mereka yang harus mengemudi tiga hari tiga malam. Bahkan, kadang tanpa jeda istirahat. Seperti fakta kasus kecelakaan maut di tol Mojokerto pada 16 Mei lalu.

“Kalau saya, yang lebih khawatirkan adalah pengemudinya. Sebab, kalau kendaraannya itu, sudah banyak yang memenuhi persyaratan teknis laik jalan,” jelas Achmad Wildan.

Menurut dia, PO bus wisata harus memiliki sistem manajemen keselamatan (SMK) untuk memastikan pengemudi, lintasan, dan sebagainya. Ketika mendapat order, PO bus wisata harus memperhitungkan pengemudinya paham lintasan yang akan didatangi. Termasuk paham teknologi pada bus yang akan dibawa.

“Juga kontrak kerjanya, kontrak wisatanya, jangan sampai perjalanan 3–4 hari muter-muter tidak ada istirahat yang cukup. Karena kalau seperti itu, memang yang kasihan pengemudinya,” bebernya.

Di sisi lain, perbankan menyiapkan kebutuhan uang tunai menjelang Nataru. Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyatakan, pihaknya menyiapkan net kebutuhan tunai Rp 21 triliun. Dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan transaksi tunai masyarakat selama periode 1 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023. “Jumlah tersebut naik 12 persen dari tahun lalu,” ujarnya.

(hum.ry)


Posting Komentar

0 Komentar