Bupati Hendy Minta Jember Dimasukkan Program Nasional Penanganan Bencana Banjir.

 



Jember,tjahayatimoer.net – Kabupaten Jember, Jawa Timur, selalu terkena banjir setiap tahun. Bupati Hendy Siswanto menilai, perlu ada penanganan komprehensif terhadap banjir.


“Semoga kami bisa mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Jatim dan pusat, agar Kabupaten Jember dimasukkan dalam program pembangunan penanganan bencana khusus banjir,” kata Hendy, Rabu (28/12/2022) malam.


Berdasarkan data Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jember 2021-2026, kawasan rawan bencana alam meliputi seluruh kawasan di Kabupaten Jember mencakup kerawanan Kabupaten Jember akan bencana tsunami, bencana letusan gunung api, rawan gempa bumi, rawan tanah longsor, rawan banjir, rawan angin putting beliung dan rawan kekeringan.


Ada enam kecamatan yang masuk kawasan rawan banjir, yakni Kecamatan Panti, Tempurejo, Kencong, Rambipuji, Jengawah, dan Silo. Menurut RPJMD, Kabupaten Jember paling rentan terhadap ancaman bencana banjir serta kebakaran hutan dan lahan, dengan indeks risiko ancaman bencana sebesar 36 yang berada dalam kategori tinggi.


“Belum pernah ada sistem treatment dari hulu ke hilir. Kalau perbaikan kecil seperti perbaikan bendung ada. Tapi saat ini beberapa bendung kita mengalami kerusakan, dan di tepi sungai belum ada tembok penahan yang memang mumpuni,” kata Hendy.


Sedimentasi membuat kedalaman sungai di Jember hanya sekitar satu meter. Ini membuat banjir terjadi karena air sungai meluap. “Andai kedalaman sungai 1,5 – 2 meter, tidak akan seperti ini. Penanganan sedimen butuh biaya besar, karena juga butuh penanganan bendung di hulu sungai,” kata Hendy.


Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jember Sigit Akbari mengatakan, hari ini hujan yang terjadi sejak siang hari menyebabkan air Sungai Jompo keruh. “Sampai sore hari di kota banjir dan merata. Ada beberapa titik yang terjadi banjir, termasuk di rumah Pak Bupati. Tidak seperti tahun lalu, lebih parah sekarang. Teman-teman masih melakukan assesment,” katanya.


“Informasi dari Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika, kita harus ekstra hati-hati pada Januari dan Februari 2023. Cuiaca akan lebih ekstrem,” kata Sigit. 

(hum.ry)

Posting Komentar

0 Komentar