Mojokerto, tjahayatimoer.net – Mayat yang dievakuasi dari Sungai Brantas di bawah Jembatan Ngrame, Desa Bangun, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto adalah warga Nganjuk. Diduga korban bingung biaya kelahiran anaknya.
Hal tersebut disampaikan pihak keluarga saat memastikan identitas korban di Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Sabhara Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (17/12/2022) malam. Korban meninggalkan rumah sejak lima hari lalu.
Korban yakni Wasis (40) warga Dusun Dukuh RT 4 RW 1, Desa Ketandan, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk. Setelah pihak keluarga memastikan identitas korban, jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan.
Kasi Humas Polres Mojokerto, Ipda Tri Hidayati mengatakan, berdasarkan keterangan adik korban, sebelum meninggalkan rumah, korban mengeluh kesulitan keuangan. “Yakni terkait biaya kelahiran anaknya di rumah sakit,” ungkapnya, Minggu (18/12/2022).
Sebelumnya, sesosok mayat berjenis kelamin laki-laki terlihat mengapung di DAM Rolak 9 pintu 1 Sungai Brantas, Sabtu (17/12/2022). Mayat berhasil dievakuasi di wilayah Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto setelah keluar dari pintu 3 dan hanyut sejauh kurang lebih 13 km.
Pertama kali, mayat diketahui warga yang melintas DAM Rolak 9 sekira pukul 06.30 WIB masuk wilayah Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo. Mayat terlihat di pintu 1 di antara sampah dan tanaman enceng gondok. Lantaran pintu 1 tertutup dan arus air yang cukup deras, mayat beralih ke pintu 2 dan 3.
Mayat keluar dari pintu 3 karena terbuka dan hanyut hingga ke arah Kecamatan Mojoanyar, Mojosari dan Pungging, Kabupaten Mojokerto. Mayat baru bisa dievakuasi sejumlah relawan di bawah Jembatan Ngrame Desa Bangun, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto.
Setelah dilakukan identifikasi, jenazah korban dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Sabhara Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo. Korban memakai hem lengan panjang warna biru tanpa mengenakan celana. (Hum.aw)
0 Komentar