Waspada Tanah Longsor dan Banjir Trenggalek, Ada Potensi Cuaca Ekstrem hingga Sepekan ke Depan


Trenggalek, tjahayatimoer.net - Trenggalek Berbagai bencana terus melanda Kabupaten Trenggalek. Terjadinya bencana seperti anah longsor dan banjir Trenggalek itu salah satunya disebabkan oleh faktor cuaca ekstrem, di wilayah Jawa Timur, Sabtu (05/11/2022).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Jawa Timur, menyampaikan potensi cuaca ekstrem itu akan berlangsung mulai tanggal 4 – 10 November 2022.

Kepala Stasiun BMKG Jawa Timur, Taufiq Hermawan, memaparkan analisis kondisi iklim wilayah Jawa Timur. Saat ini, cuaca berada pada musim hujan dan kondisi dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur masih cukup signifikan. Sehingga, berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan.

“Hasil analisis dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur terkini menunjukkan adanya pola konvergensi serta perlarnbatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan awan hujan,” terang Taufiq dalam rilis BMKG Jawa Timur.

Menurut Taufiq, aktifnya fenomena gelombang atrnosfer Equatorial Rossby, serta suhu muka taut di perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara +0.5 sld +2.5 oc. Sehingga suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer.

“Kondisi tersebut mempengaruhi pembentukan awan-awan cumulonimbus yang semakin intens dan dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puling beliung dan hujan es,” jelas Taufiq.

Menurut keterangan Taufiq, beberapa wilayah patut diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi.

Berbagai bencana itu seperti genangan, banjir, banjir bandang, angin keneang, puting beliung, hujan es maupun tanah longsor untuk wilayah dataran tinggi. Cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana itu diprakirakan terjadi dalam periode 04 – 10 November 

Dengan potensi cuaca ekstrem itu, BMKG Jawa Timur mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap dampak bencana alam yang diakibatkan.

Tak hanya waspada dengan cuaca ekstrem, masyarakat juga perlu waspada dengan ancaman bencana yang lebih besar akibat aktivitas eksploitasi alam oleh industri ekstraktif, seperti tambang (red.yun)

Posting Komentar

0 Komentar