Henri mengatakan data tersebut tercatat hingga pukul 10.40 WIB pada Selasa (22/11). Korban meninggal itu terdiri atas 1 orang dari Desa Benjot, 2 orang dari Dusun Gintung dan Desa Gasol, 8 orang dari Warung Sate Shinta, serta 2 orang dari Pondok Pesantren Kampung Ciherang Panembong.
"Tim Alfa mengevakuasi 1 korban anak laki-laki meninggal di Desa Benjot, Cijendil. Tim Bravo mengevakuasi 1 korban meninggal dunia di Dusun Gintung dan 1 korban di Desa Gasol," ujarnya.
Dalam upaya pencarian ini, tim SAR gabungan dibagi ke dalam lima tim yaitu Alfa, Bravo, Charly, Delta, dan Echo.
"Tim Charly mengevakuasi 8 korban meninggal dunia di Warung Sate Shinta yang terkena terjangan tanah longsor. Salah satu korban anak-anak. Tim Delta masih beroperasi di Warung Kondang. Sedangkan tim Echo mengevakuasi 2 korban dari pondok pesantren Kampung Ciherang, Panembong," lanjutnya.
Dia mengatakan Tim SAR masih menyisir sejumlah titik lokasi lainnya untuk mencari korban. Dia menyebut sejauh ini sudah ada 27 laporan orang hilang yang diterima Basarnas.
"Tim SAR masih terus bekerja, menyisir kawasan-kawasan yang diduga kuat masih terdapat korban. Pagi tadi, kami menerima laporan di mana terdapat 27 orang yang dilaporkan hilang atau masih dalam pencarian. Kami minta doanya kepada seluruh masyarakat agar seluruh korban dapat kami temukan," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi membeberkan data jumlah korban akibat gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Henri menyebut jumlah korban yang meninggal ada 162 orang dan ratusan warga terluka.
"Yang tercatat meninggal 162, luka-luka 326 orang, pengungsi 13.784 orang," kata Henri dalam konferensi pers di kantor Basarnas, Jakarta, Selasa (22/11).
Henri mengatakan data tersebut tercatat hingga pukul 20.00 WIB pada Senin (21/11). Jika pada pagi ini, kemungkinan data korban bisa bertambah.
Dia juga membeberkan jumlah rumah dan bangunan yang rusak imbas guncangan gempa M 5,6 kemarin. Menurutnya, sebanyak 2.345 rumah dan bangunan tercatat mengalami kerusakan.
0 Komentar