Jakarta, tjahayatimoer.net - Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali menambah pembangunan dua SMP Negeri yakni SMPN 2 Tulangan dan kedua SMPN 2 Prambon. Dua proyek ini merupakan bagian dari upaya peningkatan infrastruktur jalan, kesehatan, dan pendidikan yang dikebut Pemkab Sidoarjo.
Muhdlor menjelaskan penambahan SMPN di dua kecamatan itu merupakan bagian dari pemerataan akses pendidikan menengah pertama bagi warga Sidoarjo Barat yang ingin memperoleh kesempatan belajar di sekolah negeri. Sejak pemberlakuan zona pendidikan, pelajar di dua kecamatan itu kesulitan mendapatkan kesempatan masuk sekolah SMP negeri karena keterbatasan zonasi.Ia memaparkan rata-rata setiap kecamatan minimal sudah memiliki dua sekolah SMP Negeri. Misalnya, di Kecamatan Candi sudah ada 3 sekolah SMPN, Kecamatan Sidoarjo ada 6 sekolah SMPN, Buduran ada 2 sekolah SMPN, Gedangan ada 2 sekolah SMPN, Sedati ada 2 sekolah SMPN, Waru ada 4 sekolah SMPN, Sukodono ada 2 sekolah SMPN, Taman ada 3 sekolah SMPN, Krian ada 3 sekolah SMPN, Tarik ada 2 sekolah SMPN, Krembung ada 2 sekolah SMPN, Tanggulangin ada 2 sekolah SMPN, Porong ada 3 sekolah SMPN, Jabon ada 3 sekolah SMPN, Wonoayu ada 2 sekolah SMPN, Balongbendo ada 2 sekolah SMPN. Namun, dua kecamatan yakni Tulangan dan Prambon hanya memiliki satu sekolah SMP Negeri.
"Pemerataan infrastruktur pendidikan untuk warga Sidoarjo terus kami tingkatkan. Seperti menambah 2 unit lagi sekolah SMP Negeri, yakni di Tulangan dan Prambon. Untuk SMPN 2 Tulangan sudah dalam proses pembangunan, lokasinya di Desa Grinting," ujar Gus Muhdlor dalam keterangan tertulis, Minggu (13/11/2022).
Muhdlor menjelaskan Dinas Pendidikan Pemkab Sidoarjo tahun ini menyelesaikan pembangunan 9 ruangan SMPN 2 Tulangan yang ditargetkan rampung sebelum akhir Desember. Secara bertahap, pembangunan akan dilanjutkan di tahun berikutnya.
Adapun untuk progres SMPN 2 Prambon tengah dalam proses penentuan lokasi dan direncanakan mulai pembangunan pada tahun 2023 mendatang.
"Tujuan utama penambahan sekolah di dua kecamatan itu agar anak-anak bisa memperoleh kesempatan yang sama yaitu bisa belajar di sekolah SMP Negeri, seperti halnya di kecamatan lainnya yang rata-rata sudah ada dua sekolah SMPN. Karena sejak diberlakukan zonasi, mereka terkendala dengan radius atau jarak rumah dengan sekolah," terang bupati alumni Fisip Unair Surabaya itu.
Muhdlor menegaskan peningkatan infrastruktur pendidikan di Kabupaten Sidoarjo menjadi program prioritasnya. Tidak hanya berkonsentrasi pada pembangunan fisik saja, Putra KH. Agoes Ali Masyuri Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat Lebo ini pun mendorong jajarannya di lingkup Dinas Pendidikan untuk menerjemahkan konsep merdeka belajar yang berorientasi pada kecerdasan sosial, kultural, dan spiritual.
Menurutnya, untuk membangun SDM unggul tidak bisa dilakukan dengan kerja setengah-setengah karena harus totalitas. Pada bidang pendidikan, pihaknya akan membangun dua konsep yang juga menjadi pijakan dalam merealisasikan merdeka belajar.
"Pertama membangun fasilitas atau meningkatkan infrastruktur pendidikan, kedua membangun konsep merdeka belajar yang berorientasi pada tiga hal, yakni cerdas sosial, kultural, spiritual. Semua jajaran insan pendidikan Sidoarjo, mulai dari Dinasnya sampai kepada Kepala Sekolah dan para pendidiknya untuk bersama-sama fokus membangun dan merealisasikan konsep merdeka belajar sesuai dengan kearifan lokal," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Tirto Adi menyampaikan tidak ada kendala secara umum dalam pembangunan SMPN 2 Tulangan tahap pertama. Ia pun terus mengawal progresnya agar selesai tepat waktu.
0 Komentar