Lembaga Pemasyarakatan Lamongan Membekali Napi Berternak Unggas Bebek.



Lamongan, tjahayatimoer.net – Guna meminimalisir residivis dan membekali ilmu kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Lapas Kelas IIB Lamongan terus memberikan pembinaan. Tak hanya pembinaan keagamaan, melainkan juga kemandirian.

Kali ini, pembinaan kemandirian yang diberikan kepada WBP itu berupa Pembinaan Ternak Ayam KUB atau Ayam Kampung Unggul Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).

Ayam KUB ini sendiri merupakan ayam kampung hasil seleksi genetik, hasil persilangan antara sesama ayam kampung oleh Balitbangtan.

Bertempat di halaman SAE (Sarana Asimilasi dan Edukasi), di belakang Lapas Lamongan, pembinaan ini diawasi oleh satu orang Staf Kegiatan Kerja (Giatja) dan dikerjakan oleh dua orang tamping pekerja Giatja Lapas Lamongan.

Dalam kesempatan ini, Kepala Lapas Lamongan, Mahrus menyampaikan bahwa Lapas Lamongan memiliki potensi yang baik untuk pembinaan peternakan ayam KUB.

“Di Lapas Lamongan kegiatan pembinaan peternakan ayam adalah hal yang baru, apalagi ayam ini bukan ayam biasa tapi ayam KUB. Saya yakin Lapas Lamongan mampu mengembangkannya dengan baik,” ucap Mahrus, Selasa (22/11/2022).

Selain itu, Mahrus menambahkan bahwa pembinaan ini juga bisa menambah Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang nantinya akan disetorkan kepada Negara. “Selain memberikan pelatihan pada WBP, pembinaan tersebut juga berpeluang untuk menambah PNBP kepada Negara,” tandasnya.

Mengenai pengelolaannya, secara rinci Mahrus menjelaskan, dalam sehari ayam KUB ini diberikan makan 2 (dua) kali sehari berupa pur, bekatul, jagung dan gandum. Tak hanya itu, demi menunjang masa pertumbuhan, ayam KUB ini juga diberi vitamin berupa vitacik dan vaksin Ndlasota.

“Keunggulan Ayam KUB ini pertumbuhan berat badannya lebih cepat, sehingga dapat dipanen pada umur 70-90 hari atau kisaran umur 3 bulan. Selain itu masa pengeraman juga berkurang jika dibandingkan ayam kampung pada umumnya, sehingga ayam cepat bertelur kembali,” terangnya.

Ditegaskan Mahrus, pihaknya optimis jika peternakan ayam KUB ini mampu berkembang pesat. Meski begitu, ia menyebut, bukan berarti peternakan ini tak ada kendala.

“Kemungkinan kendala yang terjadi di antaranya tempat penangkaran yang kurang luas, sehingga mengakibatkan anakan ayam petelur menjadi kanibal (karena paruh anakan ayam KUB melukai anakan ayam KUB yang lain),” bebernya.

Oleh karenanya, Mahrus berkata, guna mengurangi kendala itu, petugas dan tamping pekerja melakukan penumpulan paruh ayam KUB yang runcing. “Kendala lainnya adalah masa panen ayam KUB yang terhitung lebih lama, pakan ternak juga relatif lebih mahal, karena ayam KUB memang ditujukan sebagai ayam petelur,” imbuhnya.

Mahrus berharap, dengan adanya kegiatan pembinaan peternakan ayam KUB nantinya dapat mengedukasi WBP agar lebih kreativ dan berdaya guna. Dengan begitu, saat kembali ke tengah masyarakat mereka mampu menata kehidupan yang baik dan bermanfaat bagi lingkungannya.

“Ke depannya saya berharap pembinaan ini dapat berjalan dengan baik, sehingga WBP dapat mempunyai bekal untuk dikembangkan lagi pada saat nanti kembali di tengah masyarakat lagi dan tentunya dapat meningkatkan nilai guna yang ada di Lapas Lamongan dalam bentuk PNBP,” pungkasnya.(red.Ad)

Posting Komentar

0 Komentar